Begitulah pilihan cara Fiqka membalas. Tidak dengan balasan cacian namun dengan prestasi-prestasi yang membanggakan.
Benar saja, almarhum Kasto selalu bangga manakala sedang mengambil raport kenaikan kelas. Kasto selalu bangga karena Fiqka menjadi langganan yang terbaik di kelasnya. Prestasi-prestasi inipun terus berlanjut saat bersama ayah sambungnya, Suyatno.
Bahkan saat duduk di bangku SMA Negeri 1 Soralangun, ia berhasil sebagai juara 4 Olimpiade kebumian tingkat kabupaten tahun 2022. Juara 2 olimpiade kebumian tingkat kabupaten tahun 2023 dan juara 1 lomba cipta puisi tingkat kabupaten 2023. Iapun aktif berorganisasi di Kerohanian Islam (Rohis) dan sebagai penghafal Al Q’uran (Tahfiz).
Bagi Fiqka membagi waktu menjadi kunci keberhasilannya meraih prestasi. Gadis yang memiliki hobi membaca, ini selalu meluangkan waktu belajar setelah sholat isya hingga pukul 22.30.
“Kalau sampai jam 23, aku malah kadang pusing. Makanya harus membatasi,” katanya.
Tidak hanya itu, di saat jam kosong pelajaran ia memanfaatkan waktu membaca novel. Ia akan asyik berada dibawah meja untuk membaca novel.
Baginya kelas kosong pelajaran tidak bisa dimanfaatkan untuk belajar. Kelas kosong biasanya ribut karenanya ia memilih membaca novel.
Fiqka mengaku masuk tipe orang yang bisa belajar jika masuk posisi fokus. Jika belum fokus, katanya, mudah buyar. Namun jika sudah fokus mau dibilang di sebelah ada geledek iapun tidak peduli.
“Di rumah kan banyak buku. Kalau sudah pegang buku dan fokus sampai dipanggil pun saya tidak mendengar,” tutur Fiqka.
Fiqka bercerita jika kebetulan musim kemarau, sebelum berangkat sekolah iapun berkesempatan membantu ibunya menjemur jagung. Ia tak segan membawa dagangan jagung marning dan keripik tempe ibunya untuk dijual di sekolahnya.
“Lumayan berapapun keuntungan bisa membantu pembiayaan kebutuhan rumah,” ujarnya.
Kini Fiqka merasa lega karena diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan mendapatkan subsidi UKT 100 persen dari UGM. Baginya dengan kesempatan kuliah di UGM membuka harapan baru untuk keluarganya.
“Pinginnya kuliah nanti lancar, setelah lulus ada sih niatan kembali ke daerah transmigrasi di Jambi, karena disini kan belum ada dokter hewan, dan banyak pemilik sapi dan kambing,”ujarnya melanjutkan.
Wiwik Purwaningsih, kini bisa tersenyum lega melihat Fiqka diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan mendapatkan subsidi UKT 100 persen. Ia berharap Fiqka akan baik-baik kuliah di UGM dan diberi kelancaran.
“Saya mau nyangoni apa, saya juga tidak punya. Berdoa saja semoga Fiqka selalu sehat, bisa kuliah dengan baik dan jangan lupa sholat,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan