TANYAFAKTA.ID, JAMBI – Korban pemerkosaan oleh oknum polisi ternyata sempat menemui pelaku di Mapolres Tebo. Akan tetapi korban mendapat perilaku tidak menyenangkan oleh pelaku dan teman pelaku di dalam ruangan saat mereka di mediasi pada Rabu, (31/1/2024) lalu.

Korban berinisial ANS (21) mengungkapkan kepada TanyaFakta.id bahwa ANS mendatangi pelaku (RDS) ke Mapolres Tebo dikarenakan pelaku memblokir nomor WA korban.

“Saya waktu pulang ke jambi masih berkomunikasi dengan RDS selama 5 hari, akan tetapi pada akhirnya saya di blokir,” ungkapnya kepada TanyaFakta.id saat di wawancarai , pada Jum’at (2/8/2024) lalu.

Berbagai cara dilakukan oleh korban untuk dapat menghubungi pelaku. Pada akhirnya pelaku mengatakan untuk bertanggungjawab dengan membayar biaya ganti rugi.

Baca juga:  PFI Jambi Kecam Polisi Halangi Wartawan Liput Kunker Komisi III DPR RI

“Pelaku tersebut menyuruh saya datang ke Tebo untuk mengambil uang ganti rugi. Akan tetapi saya tidak mau untuk biaya ganti rugi tersebut. Saya ingin ketegasan beliau dan pertanggungjawabannya untuk menikahkan saya,” ujarnya.

Ketika dia mendatangi pelaku ke Mapolres Tebo bersama temannya, korban mendapati perilaku yang tidak baik dari si pelaku. Pada akhirnya senior dari pelaku yang berinisial EIB membawa pelaku dan korban beserta teman korban ke dalam salah satu ruangan.

“Saya bersama teman saya mendatangi pelaku di kantornya. Saya mendapati perilaku yang kurang baik dari pelaku. Saya pun di bawah masuk ke dalam suatu ruangan. Di Sana saya bersama teman saya, dan pelaku juga bersama temannya,” ujarnya.

Baca juga:  Tabrak Jembatan Tembesi, Kini Nahkoda Tongkang Batubara ditetapkan Tersangka

Di dalam ruangan, korban juga mendapati perilaku yang kurang baik serta perkataan yang tidak sopan terhadap si korban. Korban meminta pertanggungjawaban, tetapi pelaku mengatakan untuk membayar ganti rugi dan tidak mau menikah dengan korban.

“Saya mendatangi dia untuk meminta tanggung jawab, tapi dia malah mengatakan untuk ganti rugi. RDS tidak memiliki itikad baik terhadap apa yang sudah diperbuat kepada saya. Saya pulang ke Bengkulu, pulang lagi ke jambi, dan menjumpai dia ke Tebo. Kalau dia memiliki itikad baik, seharusnya dia yang menjumpai saya. Saya meminta tegas untuk berjumpa dengan orangtuanya, akan tetapi dia mengatakan tidak ada gunanya jika bertemu dengan orangtuanya. Begitu juga teman pelaku yang berada di dalam ruangan mengatakan begini ‘orang tua mana yang mau melihat anaknya teraniaya,’ lantas bagaimana dengan orang tua saya mendengar saya sudah dilecehkan,” ungkapnya.

Baca juga:  Sempat "Bela" Anggota DPRD Provinsi Jambi yang diduga Lakukan Pengeroyokan, Begini Klarifikasi Prof Usman