TANYAFAKTA.ID – Memasuki usia 25 tahun, Kabupaten Sarolangun berada pada titik penting dalam perjalanan sejarahnya.
Harlah ini bukan hanya peringatan tentang pencapaian masa lalu, tetapi lebih dari itu, momen untuk menatap masa depan dengan visi yang lebih kuat. Di tengah momentum Pilkada 2024, satu kata kunci yang paling relevan adalah kolaborasi.
Kolaborasi kini bukan lagi sekadar jargon, melainkan kebutuhan mendesak bagi setiap daerah yang ingin maju dan berkembang, termasuk Sarolangun.
Di era Pilkada yang sering kali memecah belah masyarakat, kolaborasi dapat menjadi pengikat yang memperkuat persatuan dan memastikan setiap langkah pembangunan berpijak pada kepentingan bersama.
Namun, faktanya, kolaborasi tidak akan datang dengan sendirinya. Diperlukan kesadaran kolektif dari semua pihak—pemerintah, masyarakat, tokoh politik, hingga generasi muda.
Para pemimpin politik, khususnya calon kepala daerah dalam Pilkada 2024, harus mampu menunjukkan bahwa mereka lebih dari sekadar kontestan yang berebut kekuasaan. Mereka harus bisa menjadi teladan dalam membangun sinergi antara pemerintah dan rakyat.
Ketika calon pemimpin mengedepankan kolaborasi, mereka bukan hanya berbicara tentang janji kampanye, melainkan tentang membangun mekanisme pemerintahan yang terbuka dan partisipatif.
Pemerintah yang hanya bekerja berdasarkan arahan satu kelompok tanpa mendengar suara masyarakat luas akan sulit mencapai keberhasilan jangka panjang.
Di sisi lain, masyarakat Sarolangun, terutama generasi mudanya, harus lebih proaktif dalam menyuarakan aspirasi dan berpartisipasi dalam proses politik.
Tinggalkan Balasan