Kita menciptakan budaya apatis di mana generasi mendatang tidak lagi percaya bahwa suara mereka dapat membawa perubahan. Jika kita tidak segera bertindak, kita akan menghadapi masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam proses demokrasi, sehingga membiarkan kekuasaan terakumulasi di tangan segelintir orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang kesejahteraan bersama.

Untuk mengubah keadaan ini, diperlukan kesadaran kolektif. Seluruh elemen masyarakat harus menilik bahwa suara mereka adalah alat yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan kebijakan yang berdampak langsung kepada rakyat. Edukasi politik yang lebih mendalam perlu diberikan, bukan hanya menjelang pemilu, tetapi secara berkelanjutan. Kita perlu membangun pemilih yang cerdas, yang mampu menganalisis calon berdasarkan kinerja dan visi, bukan hanya iming-iming uang.

Baca juga:  Parkir Liar Membunuh Los Jambi? Saatnya BALAP Ambil Alih! 

Dalam menghadapi Pilkada mendatang, saatnya kita untuk mengubah perspektif dan menyatukan visi untuk selalu bersuara tentang “negative money politics” Kita perlu mengembalikan martabat demokrasi di Sarolangun, menjadikannya tempat di mana suara rakyat dihargai dan pemimpin dipilih berdasarkan kualitas,

VOX POPULI VOX DEI, suara rakyat adalah suara Tuhan.