“Namun yang menjadi perhatian adalah karena pak Haris menghubungkan hal tersebut kepada pencerdasan maka, kenapa disisi lain Pak Haris juga tidak memberikan perhatian kepada agama lain dalam Visi-misinya,” tuturnya.
Dia mengambil contoh pada agama Kristen, dimana masih kekurangan Guru agama Kristen pada tingkatan SD, SMP, bahkan SMA.
“Lantas kenapa Pak Haris tidak memberikan perhatian hal tersebut guna “pencerdasan” Jambi? Sekalipun kewenangan-kewenangan itu juga bisa saja terbagi-bagi tapi harusnya bisa juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi,” tegas Frandy.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa disisi lain ada juga kegiatan Agama Kristen yang sangat kurang mendapat perhatian oleh Pemerintah Provinsi Jambi selama ini yaitu kegiatan rutin agenda Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi).
“Apalagi gelaran Pesparawi kali ini bertuan rumah di Papua yang pastinya membutuhkan dukungan dan sinergitas Pemerintah Provinsi Jambi terhadap umat Kristiani,” katanya.
Dia berharap hal ini mendapat perhatian serius, karena agenda ini tidak dapat dilihat dari segi paduan suaranya, tetapi pemaknaan paduan suara gerejawi dalam Kekristenan masuk dalam tugas gereja yaitu “Marturia” atau Bersaksi dalam pelaksanaan Ibadah umat Kristiani.
“Artinya dengan segala rasa hormat, sebagai kritik, maka kami melihat kesan selama ini ada pembiaran oleh Pak Haris berkaitan luputnya perhatian beliau terhadap guru-guru agama kristen, maupun kegiatan agama Kristen,” ungkap Frandy.
Terakhir dia berharap kelak siapapun Gubernurnya Baik Pak Romi atau bahkan jika Al Haris kembali menjadi Gubernur Provinsi Jambi supaya sekali-kali memberikan perhatiannya kepada umat Kristiani di Jambi, dan harusnya juga bukan hanya untuk kaum Kristiani saja namun untuk seluruh Golongan. (Aas)


Tinggalkan Balasan