TANYAFAKTA.ID – Dalam era modern ini, pola makan cepat saji menjadi semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di kota-kota besar.
Gaya hidup yang serba cepat dan sibuk membuat banyak orang memilih makanan yang mudah dan cepat diakses seperti burger, kentang goreng, dan minuman soda yang tersedia di restoran cepat saji. Namun, popularitas makanan cepat saji ini juga memicu berbagai permasalahan kesehatan.
Artikel ini akan membahas dampak negatif pola makan cepat saji terhadap kesehatan serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga pola makan yang lebih sehat.
1. Kandungan Nutrisi yang Rendah dan Kalori Tinggi
Sebagian besar makanan cepat saji mengandung kalori yang tinggi tetapi rendah nutrisi. Burger, kentang goreng, pizza, dan soda, misalnya, mengandung banyak lemak jenuh, gula, dan garam, namun rendah serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh.
Konsumsi kalori yang tinggi ini mudah menimbulkan penambahan berat badan berlebih, karena jumlah kalori yang dikonsumsi jauh lebih banyak daripada energi yang dibutuhkan tubuh.
Selain itu, makanan cepat saji sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet dan pemanis buatan, yang dapat berdampak buruk jika dikonsumsi secara berlebihan. Kandungan gula yang tinggi pada minuman bersoda, misalnya, dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang drastis dan memicu keinginan makan lebih banyak.
2. Risiko Obesitas dan Penyakit Metabolik
Salah satu dampak jangka panjang dari konsumsi makanan cepat saji adalah obesitas. Ketika tubuh terus menerima asupan kalori tinggi dari makanan cepat saji, namun aktivitas fisik tidak cukup untuk membakar kalori tersebut, berat badan cenderung bertambah.
Obesitas sendiri merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung koroner.
Selain itu, pola makan yang tinggi gula dan lemak jenuh ini juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Diabetes tipe 2, misalnya, sering dikaitkan dengan konsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula. Begitu pula, lemak jenuh dapat menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
3. Gangguan pada Sistem Pencernaan
Kandungan lemak tinggi dalam makanan cepat saji dapat menghambat proses pencernaan dan menyebabkan berbagai gangguan pada saluran pencernaan. Misalnya, lemak berlebihan dapat memicu produksi asam lambung yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah seperti maag atau refluks asam.
Selain itu, kekurangan serat dalam makanan cepat saji juga menyebabkan risiko konstipasi. Ketika pola makan tinggi lemak dan rendah serat berlangsung dalam jangka panjang, hal ini juga dapat mempengaruhi mikrobiota usus, yaitu bakteri baik yang berperan penting dalam kesehatan pencernaan.
Perubahan komposisi mikrobiota ini dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit pencernaan lainnya, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).


Tinggalkan Balasan