TANYAFAKTA.ID – Masalah pencernaan seperti tidak rutin buang air besar (BAB) sering kali dianggap sepele, padahal bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Idealnya, seseorang harus buang air besar setidaknya tiga kali seminggu, meskipun frekuensinya dapat bervariasi antara individu, tergantung pada faktor-faktor seperti gaya hidup, pola makan, dan kondisi fisik.

Ketika seseorang mengalami kesulitan untuk BAB secara teratur, itu bisa menandakan adanya masalah pada sistem pencernaan yang perlu perhatian lebih, seperti kekurangan serat, dehidrasi, atau gangguan pencernaan lainnya.

Beberapa faktor umum yang dapat memengaruhi frekuensi BAB meliputi kurangnya asupan serat dalam makanan, dehidrasi, atau gaya hidup yang tidak aktif. Selain itu, faktor stres, perubahan hormon, atau penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi kelancaran buang air besar.

Dalam beberapa kasus, masalah pencernaan yang berlarut-larut dapat menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit pencernaan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda masalah pencernaan dan berkonsultasi dengan dokter jika BAB tidak teratur atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan. Artikel ini akan mengulas berbagai alasan mengapa seseorang bisa mengalami masalah tidak rutin BAB, serta cara mengatasinya.

Baca juga:  Sering Makan Makanan Pedas ? Ini Manfaat dan Resikonya

1. Kurang Serat dalam Pola Makan

Serat memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan pencernaan. Serat berfungsi untuk menyerap air dan menambah volume feses, sehingga membuat proses buang air besar lebih lancar. Jika pola makan Anda kurang mengandung serat—misalnya jarang mengonsumsi buah, sayuran, biji-bijian, atau kacang-kacangan—maka proses pencernaan bisa terganggu dan menyebabkan sembelit atau tidak rutin BAB.

Untuk itu, penting untuk meningkatkan asupan serat dalam diet harian agar pencernaan tetap sehat dan BAB menjadi lebih teratur.

2. Dehidrasi

Air sangat penting dalam proses pencernaan, terutama untuk menjaga feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan. Ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, tubuh akan menarik lebih banyak air dari saluran pencernaan, yang bisa membuat feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

Baca juga:  Benarkah Saat “Datang Bulan” Tidak Boleh Keramas? Cek Faktanya

Akibatnya, Anda mungkin akan mengalami sembelit dan tidak rutin BAB. Oleh karena itu, pastikan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum cukup air setiap hari, agar proses pencernaan tetap berjalan dengan lancar.

3. Kurang Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif atau jarang bergerak dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan sembelit. Aktivitas fisik, terutama olahraga, membantu merangsang gerakan usus (peristaltik), yang pada gilirannya memperlancar pembuangan feses.

Jika Anda jarang berolahraga atau lebih banyak duduk, pergerakan usus bisa melambat dan menyebabkan masalah buang air besar. Oleh karena itu, rutin berolahraga—seperti jalan kaki, berlari, atau yoga—dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.

Baca juga:  Luka di Badan Tak Kunjung Sembuh, Pertanda Apa?

4. Stres dan Faktor Psikologis

Stres dan kecemasan bisa memengaruhi kesehatan pencernaan secara signifikan. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, sistem saraf simpatik (sistem yang bertanggung jawab untuk respons “fight or flight”) diaktifkan, yang bisa mengganggu fungsi normal saluran pencernaan. Ini dapat memperlambat pergerakan makanan di usus, menyebabkan sembelit atau ketidakrataan waktu BAB.

Beberapa orang juga mungkin mengalami gangguan pencernaan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), yang dapat memperburuk masalah pencernaan. Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau hobi yang menyenangkan, dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.