TANYAFAKTA.ID – Ikan kaleng kemasan adalah salah satu makanan praktis yang banyak ditemukan di pasar, terutama bagi mereka yang mencari pilihan makanan cepat saji atau berbiaya rendah. Dengan kemasan yang tahan lama, ikan kaleng sangat praktis untuk disimpan dan dapat bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun, sering kali timbul pertanyaan: apakah ikan kaleng kemasan aman untuk dikonsumsi? Dalam artikel ini, kita akan mengulas berbagai aspek terkait keamanan ikan kaleng dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsinya.

1. Keamanan Ikan Kaleng dalam Proses Pengolahan

Ikan kaleng umumnya diproses dengan cara yang aman untuk konsumsi, melalui pemasakan pada suhu tinggi di dalam kaleng (sterilisasi) yang bertujuan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya. Proses ini memastikan bahwa ikan yang ada di dalam kaleng tidak akan rusak dan aman untuk dikonsumsi selama belum melebihi tanggal kedaluwarsa.
Baca juga:  Kenali 10 Manfaat Matahari Pagi Bagi Tubuh
Poin penting:
  • Ikan kaleng yang diproduksi dengan standar kualitas yang baik dan memenuhi peraturan keamanan pangan biasanya aman untuk dikonsumsi.
  • Proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu tinggi dapat membunuh patogen, seperti bakteri penyebab penyakit, sehingga ikan kaleng cenderung bebas dari risiko keracunan makanan.
Namun, meskipun proses pengolahan ikan kaleng pada umumnya aman, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memastikan keamanan konsumsi.

2. Risiko Kontaminasi Logam Berat

Salah satu kekhawatiran yang sering diungkapkan mengenai ikan kaleng adalah potensi kontaminasi dengan logam berat, seperti merkuri dan kadmium. Ikan-ikan besar, terutama yang hidup di perairan yang tercemar, dapat menyerap logam berat yang berbahaya. Meskipun proses pengolahan ikan kaleng secara umum dapat mengurangi paparan terhadap patogen, kontaminasi logam berat ini tetap menjadi isu kesehatan yang perlu diperhatikan.
Baca juga:  Peran Orang Tua dalam Perkembangan Anak: Kunci Sukses Pembelajaran yang Kerap Terabaikan
Poin penting:
  • Ikan kaleng yang berasal dari jenis ikan yang lebih kecil (misalnya sarden atau tuna kecil) cenderung memiliki risiko kontaminasi logam berat yang lebih rendah dibandingkan dengan ikan besar yang berada di puncak rantai makanan, seperti tuna dan marlin.
  • Pilih ikan kaleng yang diproduksi oleh produsen yang mematuhi standar keamanan pangan untuk meminimalisir risiko kontaminasi.

3. Penggunaan BPA pada Kemasan Kaleng

Kemasan kaleng yang digunakan untuk produk ikan kaleng biasanya mengandung bahan pelapis di dalamnya, salah satunya adalah Bisphenol A (BPA). BPA adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah korosi pada kaleng dan menjaga kualitas makanan di dalamnya. Namun, BPA diketahui dapat lepas ke dalam makanan, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti gangguan hormon dan risiko penyakit jantung.
Baca juga:  6 Manfaat Berenang di Pagi Hari
Poin penting:
  • Paparan BPA, meskipun dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, dalam dosis yang sangat rendah mungkin tidak berisiko besar. Namun, konsumen yang ingin menghindari BPA dapat mencari ikan kaleng yang menggunakan kemasan bebas BPA.
  • Banyak produsen kini mulai menggunakan kaleng yang bebas BPA untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin sadar akan risiko bahan kimia tersebut.

4. Masa Kedaluwarsa dan Penyimpanan yang Tepat

Ikan kaleng memiliki umur simpan yang panjang, tetapi tetap saja, ada batas waktu tertentu di mana kualitas ikan kaleng akan menurun. Mengonsumsi ikan kaleng yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa atau kaleng yang penyok, berkarat, atau bocor dapat berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Selain itu, setelah kaleng dibuka, ikan harus segera dikonsumsi atau disimpan dengan cara yang benar, yaitu di dalam lemari es, untuk mencegah pertumbuhan bakteri.