Secara internal kemiskinan disebabkan Rendahnya Pendidikan, Motivasi dan Perilaku, Faktor Keturunan (Lingkaran Setan kemiskinan) dan Kurangnya keterampilan.
Kemiskinan ekstrem dapat ditanggulangi dengan jalan Memberikan Bantuan Sosial seperti BLT agar mereka bisa bertahan hidup. Artinya, ada intervensi yang sipatnya bantuan pangan, sandang dan papan pada mereka.
Sedangkan Kemiskinan yang disebabkan Faktor Eksternal disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan, tingginya harga barang, rendahnya daya beli masyarakat serta ketidakmandirian kota.
Untuk kategori ini, pemerintah kota harus menyusun berbagai program antara lain Untuk memenuhi kebutuhan dasar belum memadai, memberikan bantuan tunai, modal usaha, memberikan bantuan modal usaha untuk UMKM, Pelatihan, Pendampingan dan fasilitasi sarana dan prasarana.
Satu hal yang perlu di garis bawahi bahwa pengentasan kemiskinan harus dilakukan dengan tepat sasaran, Program harus tepat sasaran serta Butuh pengawasan dari tingkat RT agar penyelewengan di tingkat RT berkurang. Dengan terus dilakukan Pendampingan dan up dating data kemiskinan di Kota Jambi agar tepat sasaran.
Lalu, ada juga soal pengangguran, secara ekonomi tidak ada kota atau daerah yang bebas angka penangguran (Full Employment).
Pada tahun 2022 tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Jambi pada tahun 2022 sebesar 8,95 persen.
Angka ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Jambi. Meski sebenarnya, angka 8,95 persen tersebut sudah turun dari angka pengangguran pada tahun 2021 yang sebesar 10,6 persen.
Di Kota Jambi karakteristik pengangguran tertinggi SMA/SMK ke atas. Artinya, Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi tingkat pengangguran, untuk itu kami akan mendorong Industri kreatif untuk tingkat pendidikan tinggi.
Selanjutnya, karateristik ke dua di kota Jambi pengangguran lebih tinggi perempuan dari pada laki-laki dengan perbandingan 2: 1, untuk itu kami akan menciptakan peluang peluang kerja bagi perempuan di Kota Jambi. Dengan membuka usaha usaha kecil di rumah bagi perempuan. Fokus kami Pengangguran terdidik dan pengangguran perempuan.
Selain itu, dari pemetaan kami, Pengangguran di Kota Jambi disebabkan. Ketidak sesuaian antara Sumber daya atau kompetensi yang dimiliki dengan lapangan pekerjaan yang ada. Rendahnya ketrampilan dan motivasi kerja. Program pemberdayaan dan perhatian khusus bagi emak – emak yang bisa berkreatifitas dari rumah.
Tentu prioritas yang tak boleh ditinggalkan adalah soal infrastruktur, yang hanya memperlancar mobilitas penduduk, tetapi juga mengurangi biaya logistik, membuka peluang investasi baru, dan memperkuat konektivitas antar wilayah dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Kota Jambi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, tahun 2022 tercatat ekonomi tumbuh 5,38 %, tahun 2023 naik menjadi 6,6 persen.
Hal ini terjadi karena fokus utama pemerintah Kota Jambi ke depan adalah meningkatkan aksessibilitas dan konektivitas di seluruh kecamatan dan antar kelurahan.
Salah satu kinerja pemerintah kota dalam hal pembangunan infrastruktur yang menjadi perhatian publik yakni menjaga kualitas Jalan agar layak dilalui atau bagus.
Kemudian, sebagai biasa untuk kota yang berkembang, peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Kota Jambi harus diimbangi dengan Infrastruktur yang memadai, terutama ruas jalan. Ini harus mulai dipikirkan secara serius oleh Walikota yang baru.
Karena, kemacetan lalu lintas juga menjadi masalah yang sangat mendesak. Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahun tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada.
Dari data BPS Tahun 2023 lalu, di Kota Jambi telah terdapat 960.814 unit kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.
Berdasarkan analisa VCR ruas jalan di kota Jambi mendekati 1, artinya, jika nilai mendekati , maka kondisi jalan sudah mendekati macet.
Solusinya, pemerintah kota harus memikirkan, peningkatan Ruas jalan, peningkatan Rambu-Rambu Lalu Lintas, menertibkan Parkir Liar yang menyebabkan kemacetan, menertibkan Pasar-pasar tumpah dan PKL di pinggir jalan yang mengganggu kelancaran dalam berkendara, mengatur Jam Tumpah Pulang sekolah yang menyebabkan kemacetan, pengelolaan manajemen transportasi harus dimaksimalkan.
Hal ini penting dilakukan, karena menurut data, pengendara di Jambi diperkirakan kehilangan waktu sekitar 29 jam setiap tahun selama jam-jam sibuk, yang merupakan kerugian signifikan baik dari segi waktu maupun produktivitas.
Akhirnya, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Walikota Jambi periode 2024-2029 dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang matang, visioner, dan mampu menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah-masalah perkotaan yang kompleks ini. Jika tidak, akan sulit Kota Jambi bersaing dengan Kota lain di Regional Sumatera.
Oleh : Dr. Noviardi Ferzi | Pengamat
Tinggalkan Balasan