Keempat, pemimpin punya fungsi to influence (mempengaruhi orang). Maka setiap kata dan kalimat harus mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Kalimat yang diutarakan harus mampu memberikan energi dan menggerakkan masyarakat, untuk itu pemimpin wajib terlibat langsung dan berada di garis depan dalam pergerakan.
Contoh, narasi untuk memerangi korupsi, maka pemimpin harus memberikan teladan hidup sederhana (bukan baru menjabat langsung beli mobil dinas baru), tertib melaporkan LHKPN, membuat system pencegahan korupsi, mendorong integrtias APH dan mengesahkan UU Perampasan Aset. Bila narasi anti korupsi itu hanya sebatas kata, maka orang tidak akan percaya, tidak tergerak dan justru dicap ‘omon-omon‘ saja.
Kelima, bila memberikan informasi kepada masyarakat maka harus diperkuat dengan data yang akurat jangan hanya mengandalkan asumsi. Pertama harus mengetahui dasar hukum yang mengatur suatu kebijakan, kedua argumentasi akan kuat bila berbasis hasil riset atau pengalaman baik (best practice), dan terakhir informasi berasal dari sumber resmi terpercaya dan bukan hoax.
Terkait teknis public speaking Menteri Pariwisata yang terkesan kaku dan terpaku pada teks saat paparan, berikut tips yang membuat gaya berbicara lebih mempesona:
1). Anda harus menguasai materi karena itu kunci kepercayaan diri, cukup gunakan pointers untuk memandu alur berbicara, sehingga anda tidak terpaku pada teks. Bila ada alat bantu seperti proyektor maka lebih baik bila menampilkan gambar/grafik untuk memperkuat narasi agar lebih menarik.
2). Gestur tubuh harus aktif: mulai cara berdiri tegap, gerakan tangan yang natural, ekspresi wajah yang antusias akan memancarkan kepercayaan publik. Terakhir
3). Perhatikan intonasi, nada bicara jangan datar karena membuat bosan dan tidak menarik, tetapi harus variatif dan relevan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai penutup “orang bijak belajar dari kesalah orang lain, orang pintar belajar dari kesalahannya sendiri”. Kesalahan adalah guru terbaik dalam hidup, jangan takut untuk membuat kesalahan karena itulah cara terbaik untuk belajar.
Penulis : Mochammad Farisi, S.H. LL.M, Dosen FH UNJA, Humas UNJA 2022-2024, Direktur Pusakademia, Trainer Certified BNSP


Tinggalkan Balasan