TANYAFAKTA.CONilai tukar rupiah terpuruk ke level Rp16.611 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (25/3). Bahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan semakin melemah. Dolar AS diperkirakan semakin menguat hingga mencapai level Rp 17.000.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, Jumat (4/4/2025), dolar AS berada pada level Rp 16.745 atau naik 33 poin (0,20%) pada pukul 09.06 WIB. Dolar AS dibuka di level Rp 16.718.

Lalu pertanyaannya, apakah ini buruk, ? tentu saja, dari sudut mana kita melihatnya. Namun, saya berpandangan pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena fluktuasi nilai tukar adalah hal yang wajar dalam ekonomi global. Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi nilai tukar, seperti permintaan dan penawaran, yang dapat berbalik dengan cepat, serta potensi pertumbuhan ekonomi domestik yang tetap positif.

Baca juga:  LEX AL HARISIANA: Kiat Membangun Jambi yang Transparan dan Akuntabel

Saat US Dollar menguat terhadap rupiah, penerimaan negara meningkat

Setiap pelemahan rupiah dapat berkontribusi pada peningkatan penerimaan negara.

Pada sisi Ekspor, Jika Indonesia memiliki ekspor yang signifikan, maka penguatan dolar AS dapat meningkatkan penerimaan negara dari ekspor. Ketika dolar AS menguat, harga ekspor Indonesia dalam dolar AS menjadi lebih kompetitif, sehingga meningkatkan volume ekspor dan penerimaan negara.

Lalu pada penerimaan Pajak, Jika pemerintah Indonesia memiliki pajak yang terkait dengan nilai tukar, maka penguatan dolar AS dapat meningkatkan penerimaan negara dari pajak. Misalnya, jika pemerintah memiliki pajak atas impor, maka penguatan dolar AS dapat meningkatkan nilai impor dan penerimaan pajak.

Selain itu pasa Investasi, Penguatan dolar AS dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga meningkatkan penerimaan negara dari investasi.

Baca juga:  Jalan Khusus Batu Bara Jangan Melegalkan Stokfile dan TUKS di Zona Pemukiman, Pertanian dan Sumber Air

Perhitungan Departemen Keuangan menyatakan setiap penurunan nilai rupiah sebesar Rp100 dapat menambah pendapatan negara sekitar Rp4,7 triliun. Meskipun belanja negara juga meningkat, tantangannya pemerintah harus menjaga total neraca tetap positif.

Namun, rupiah melemah terhadap dollar tetap memiliki dampak, dari posisi mana orang melihatnya, dari sudut pandang seorang eksportir, apabila rupiah melemah dan dolar menguat, maka akan menguntungkan bagi eksportir. Walaupun volume barang yang diekspor itu sama.

Selain itu, pelemahan rupiah juga dinilai akan menguntungkan bagi investor. Sebab, nilai investasinya di Indonesia akan jadi lebih kecil karena mata uang yang murah.

Investor asing beli saham di pasar modal pakai rupiah, mereka datang pakai dolar, lalu saat dikonversikan rupiahnya jauh lebih banyak, sehingga bisa mendapatkan saham yang jauh lebih banyak, surat utang yang jauh lebih banyak.

Baca juga:  Refleksi 36 Tahun GMKI Jambi di tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah 

Selain itu, kerugian tetap ada, apabila rupiah melemah adalah harga barang yang akan makin mahal, terutama yang berorientasi impor. Kondisi ini akan mendorong inflasi makin besar di tengah pelemahan daya beli yang tak kunjung pulih.