Kemacetan dan Kebisingan Akibat JAMTOS
Selain banjir, mahasiswa dan warga juga menyoroti kemacetan parah yang disebabkan oleh aktivitas JAMTOS. Jalan di sekitar lokasi kerap dipadati kendaraan akibat parkir sembarangan dan tidak adanya pengawasan ketat dari pemerintah kota.
“Parkiran JAMTOS makan badan jalan, lalu kendaraan keluar masuk lewat gang kecil yang seharusnya akses warga. Ini bukan hanya ganggu kenyamanan, tapi juga membahayakan,” ungkap seorang warga dalam aksi.
Ray Naibaho memastikan bahwa ini bukanlah aksi terakhir. Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang menyiapkan aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar, khususnya dari korban banjir dan warga terdampak langsung.
“Kami akan datang kembali. Warga yang langsung terkena air di rumahnya, yang harus mendobrak pintu-pintu kantor pemerintahan yang terlalu nyaman untuk peduli,” ujarnya.
Hingga berita ini dirilis, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Jambi. Gubernur Jambi tidak menemui massa aksi, dan pejabat terkait belum memberikan keterangan terkait tudingan pelanggaran lingkungan oleh JBC dan JAMTOS.
IMPL mendesak Pemprov dan Pemkot Jambi bertindak tegas terhadap pelanggaran lingkungan dan tata ruang ini, serta meminta agar seluruh proyek besar di kota tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga menjamin keselamatan dan kenyamanan warga. (*)


Tinggalkan Balasan