3. Tantangan yang dihadapi pemuda Kristen saat ini, seperti judi online, pinjaman online ilegal, narkoba, kekerasan seksual, dan pindah agama.

4. Isu seputar perizinan ibadah dan pendirian rumah ibadah (IMB).

Dalam pemaparannya, Pdt. Kamson RA Pasaribu menyampaikan bahwa banyak pemuda gereja belum memahami perannya dalam pelayanan. “Jika ingin berperan, mulailah dari hal kecil, seperti menjadi panitia gereja, aktif di naposo, atau kegiatan pelayanan lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Robinson Hutapea menekankan pentingnya melanjutkan peran di masyarakat setelah aktif dalam gereja. “Buatlah pelayanan di organisasimu seperti pelayanan kepada Tuhan. Maka secara otomatis, kamu akan menjadi terang dan garam di tengah masyarakat,” pesannya.

Baca juga:  Sekda Sudirman: Perkuat Kerjasama UIN STS Jambi Bersama Anggota DPR dan DPD RI Tingkatkan SDM di Provinsi Jambi

Pdt. Erianto Nadeak memberikan tanggapan terhadap maraknya kenakalan remaja Kristen. Ia mengingatkan agar generasi muda tidak tergoda oleh kenikmatan duniawi. “Keindahan sejati hanya ada dalam surga. Jadilah garda terdepan dalam menolak segala bentuk penyimpangan yang merusak generasi muda,” katanya.

Roberson Pakpahan turut membahas tantangan yang dihadapi gereja, seperti penyegelan, penggusuran, dan kesulitan dalam mengurus IMB. Ia menjelaskan bahwa proses perizinan rumah ibadah membutuhkan persetujuan minimal 90 tanda tangan umat dan 60 tanda tangan dari warga sekitar, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. “Sebagai pemuda Kristen, kita harus memahami dan menyikapi isu-isu ini dengan bijak,” ujarnya.

Baca juga:  UNJA Gelar Kuliah Umum Dorong Publikasi Ilmiah Berkualitas dan Beretika bagi Mahasiswa Pascasarjana

Di akhir sesi, seluruh pembicara sepakat untuk terus membangun kolaborasi dan mempererat sinergi dengan para pemuda gereja, demi persatuan dan kemajuan bersama. (*)