Menurutnya, Perjamuan Kudus tidak hanya sebagai peringatan atas pengorbanan Kristus, tetapi juga sebagai simbol persekutuan umat. “Melalui roti dan anggur, kita diingatkan akan tubuh dan darah Kristus yang dikorbankan untuk penebusan dosa. Ini juga menjadi momen untuk menguatkan ikatan sebagai satu tubuh Kristus,” katanya.
Pada pukul 14.00 WIB, rangkaian ibadah dilanjutkan dengan Kebaktian Jumat Agung atau Ibadah Peringatan Sengsara Kristus, yang bertepatan dengan jam wafatnya Yesus menurut tradisi gerejawi.
Ibadah sore hari ini menjadi saat refleksi mendalam atas kasih pengorbanan Kristus di kayu salib. Jemaat diajak merenungkan betapa besar kasih Allah yang rela mengorbankan Putra-Nya demi keselamatan umat manusia.
Selain memperingati peristiwa historis, ibadah ini juga memperteguh spiritualitas Jumat Agung yang mendorong pertobatan, rasa syukur, dan memperkuat iman jemaat dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Seluruh rangkaian ibadah berlangsung dalam suasana hening dan penuh perenungan. Jemaat mengikuti setiap prosesi dengan khusyuk sebagai bentuk penghormatan dan syukur atas kasih dan pengorbanan Kristus. (*)


Tinggalkan Balasan