Adjib menjelaskan, proyek tol ini terbagi menjadi empat seksi. Seksi 1, 2, dan 4 direncanakan selesai secara bertahap mulai Juni 2025 hingga kuartal IV tahun 2026.

“Sementara Seksi 3, yaitu ruas Tol Bayung Lencir–Tempino, telah beroperasi dan sebelumnya dibangun oleh KSO (Kerja Sama Operasi) Hutama Karya dengan skema dukungan konstruksi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Adjib menambahkan bahwa pembangunan tol sepanjang 170 kilometer ini dikebut dengan pemanfaatan teknologi dan strategi percepatan konstruksi. Di antaranya penerapan Building Information Modelling (BIM) untuk integrasi desain digital, UAV LiDAR untuk pemetaan topografi secara real-time, serta dashboard ArcGIS untuk pemantauan harian progres konstruksi yang terintegrasi dengan data lapangan.

Baca juga:  Asa Konektivitas Jalan Tol Jambi - Palembang Terancam Arus Modal Keluar

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konektivitas antarwilayah industri utama di Sumatera Selatan, Jambi, hingga Riau, proyek ini juga membawa dampak sosial positif. Di antaranya adalah pengembangan UMKM lokal di rest area dan pembangunan fasilitas crossing seperti overpass dan underpass untuk menjaga mobilitas masyarakat sekitar.

“Jika rampung, harapannya pembangunan tol ini dapat dilanjutkan ke ruas Jambi–Rengat (Indragiri Hulu, Riau) yang saat ini masih dalam tahap perencanaan, agar konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) semakin terbuka,” pungkas Adjib. (*)