“Saya berharap melalui pertemuan ini kita dapat saling bertukar gagasan, berbagi wawasan, dan memperkuat komitmen untuk bersama-sama membangun Provinsi Jambi yang lebih maju,” tambahnya.
Kapolda meyakini bahwa organisasi kemahasiswaan adalah generasi hebat dan cerdas yang mampu memajukan Jambi ke arah yang lebih baik.
Diskusi Bersama Mahasiswa
Dalam sesi diskusi, Arif Hidayatullah dari GMM Jambi menyoroti maraknya judi online di Jambi, yang disebut menempati urutan pertama secara nasional. Ia berharap persoalan tersebut bisa segera ditangani.
Menanggapi hal itu, Kapolda Jambi menjelaskan bahwa judi online merupakan permasalahan transnasional. Ia menyebut beberapa negara seperti Kamboja dan Myanmar melegalkan aktivitas judi online, sementara Indonesia menjadi korban dari server-server luar negeri yang sulit diberantas.
Kapolda menekankan pentingnya kampanye anti-judi online dengan pesan-pesan kamtibmas serta konten positif untuk mencegah masyarakat terlibat.
Pertanyaan lain datang dari Riski Agung, Ketua DEMA UIN STS Jambi, yang menyinggung data KPK per 5 Mei 2025 yang menyatakan bahwa Provinsi Jambi menjadi daerah paling rawan korupsi.
Sementara itu, Armando dari BEM Universitas Jambi mengangkat isu praktik ilegal yang melibatkan oknum dan berdampak pada kerusakan lingkungan, serta polemik angkutan batubara di Provinsi Jambi.
Kapolda Jambi menanggapi bahwa korupsi merupakan kejahatan yang berasal dari pola pikir. Ia menekankan bahwa keberhasilan penegakan hukum bukan semata-mata pada penangkapan pelaku, tetapi pada upaya pencegahan.
Mengenai persoalan angkutan batubara, Kapolda mengakui bahwa masih banyak faktor yang membuat permasalahan tersebut belum dapat diselesaikan sepenuhnya. Ia berharap adanya kebijakan yang mampu mengatur kegiatan tersebut dengan lebih baik.
Terkait kerusakan lingkungan, Kapolda mengatakan bahwa persoalan itu sudah berlangsung lama. Karena itu, ia mengajak pemuda untuk ikut menjaga lingkungan dengan menyampaikan pesan-pesan positif. (*)
Tinggalkan Balasan