Lebih lanjut, ia menekankan bahwa salah satu fokus utama saat ini adalah penyelesaian normalisasi Sungai Asam. Proyek ini disebut mampu mengurangi genangan hingga 70 persen jika dikerjakan secara optimal.
“Satu per satu kita uraikan permasalahan banjir ini. Kami sudah siapkan dua kolam retensi di Kampung Banjir dan Lorong Arwah. Sungai Asam pun tengah dilebarkan hingga 9 meter, dari Kenali Asam Bawah hingga ke pintu air Sungai Asam,” ungkap Maulana.
Dukungan anggaran juga terus diperkuat. Dalam perubahan APBD Provinsi Jambi, telah disiapkan dana sebesar Rp25 miliar. Pemerintah Kota Jambi mengalokasikan Rp5 miliar, sedangkan pemerintah pusat berkontribusi melalui anggaran sebesar Rp45 miliar.
“Anggaran ini akan digunakan untuk pembebasan lahan dan pengerjaan fisik, agar program pengendalian banjir ini benar-benar memberikan dampak besar,” ujarnya.
Wali Kota Maulana juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Ketua RT yang baru dilantik, untuk terlibat aktif dalam pengawasan, sosialisasi, dan kolaborasi guna mendukung penanganan banjir secara berkelanjutan.
“Air ini tidak mengenal batas wilayah administrasi. Jika satu titik tersumbat, maka wilayah lain ikut terdampak. Ini kerja kolektif yang perlu dukungan semua pihak,” tutupnya.
Dalam kegiatan tersebut, Maulana turut didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Jambi Momon Sukmana, camat, lurah, serta Ketua RT dari wilayah terdampak banjir. (*)


Tinggalkan Balasan