Di mata publik, 100 hari pertama pemerintahan ini menjadi momentum penting untuk menilai arah dan gaya kepemimpinan. Salah satunya datang dari Gerakan Mahasiswa Merangin (GMM) Jambi, yang menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan terhadap langkah awal yang telah ditempuh oleh pasangan kepala daerah tersebut.
“Kami melihat warna baru dalam gaya kepemimpinan Bapak Syukur dan Bapak Khafid. Lebih menyejukkan, membumi, dan mendengarkan rakyat. Ini bukan semata soal capaian teknis, tetapi tentang bagaimana seorang pemimpin merespons dan hadir secara nyata di tengah masyarakat,” ujar Fadel, Ketua Umum GMM Jambi.
Kepemimpinan Inklusif dan Terbuka terhadap Kritik
Salah satu momen yang mencerminkan karakter kepemimpinan Bupati Syukur adalah saat dirinya memberikan klarifikasi terkait kondisi jembatan yang viral di media sosial. Dengan tenang, beliau menjelaskan bahwa bagian yang terlihat rusak memang tengah dalam proses renovasi, dan tidak ada unsur pembiaran seperti yang dispekulasikan.
Pernyataan tersebut dinilai publik sebagai bentuk keterbukaan dan kedewasaan dalam berkomunikasi, jauh dari sikap defensif atau anti-kritik. Sikap ini dinilai mencerminkan pemimpin yang siap membangun dialog dan mendengarkan aspirasi warganya.
Dukungan Generasi Muda untuk Pemerintah Daerah
GMM Jambi juga mengajak seluruh elemen mahasiswa dan pemuda Merangin, baik di kampung halaman maupun di perantauan, untuk ikut menjadi bagian dari proses pembangunan daerah.
“Merangin tidak akan maju jika kita hanya menjadi pengamat yang kritis tanpa kontribusi. Kami mengajak seluruh anak muda Merangin untuk bersinergi, menjaga komunikasi positif, dan menjadi bagian dari solusi,” lanjut Fadel.
Sebagai organisasi mahasiswa daerah, GMM Jambi menegaskan siap menjadi mitra pemikiran dan penggerak pembangunan sosial. Mereka menyatakan bahwa mendukung pemerintah bukan berarti mengabaikan fungsi kontrol, tetapi menjalin sinergi demi Merangin yang lebih baik.
Berita Terkait

Copyright © 2025 TanyaFakta.co
Dikelola oleh PT Merdeka Jaya Media
Tinggalkan Balasan