TANYAFAKTA.CO – Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) mengusung slogan pembangunan: “BERKAH” (Bersih, Ekonomi Maju, Religius, Kompetitif, Aman, dan Harmonis). Sebagai generasi muda yang lahir dan besar di Kuala Tungkal, saya ingin menyoroti satu aspek dari slogan tersebut: apakah betul pembangunan di daerah ini sudah “BERKAH” bagi semua, atau justru menimbulkan ketimpangan yang terasa nyata?
Di bawah kepemimpinan saat ini, Bupati Tanjung Jabung Barat patut diapresiasi karena menunjukkan keberanian dan kerendahan hati untuk turun langsung ke desa-desa. Beliau tidak malu membersihkan drainase, memancing bersama warga, nongkrong di warung kopi, makan bersama rakyat kecil, bahkan mengunjungi masyarakat yang sedang sakit maupun dalam kondisi kurang mampu.
Pendekatan ini secara simbolis mendekatkan pemimpin dengan rakyat, dan secara tidak langsung turut membantu perputaran ekonomi UMKM lokal.
Penulis tidak menutup mata terhadap capaian pembangunan di Tanjab Barat. Pemerintah daerah berhasil membuka akses jalan di beberapa kecamatan, menghadirkan festival budaya seperti Arakan Sahur, dan memberikan ruang partisipasi publik lewat media sosial pemerintah.
Namun, keberhasilan itu tidak boleh menutupi fakta bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah masih sangat mencolok.
Kehadiran fisik kepala daerah di pelosok belum sepenuhnya menjelma menjadi pemerataan pembangunan yang konkret dan menyeluruh. Banyak wilayah yang belum tersentuh, belum merasakan dampak langsung dari program-program prioritas.
Infrastruktur dasar masih memprihatinkan di sejumlah kecamatan, jalan-jalan yang rusak berat belum diperbaiki secara menyeluruh, dan pelayanan publik tidak merata. Artinya, langkah-langkah populis dan karismatik belum sejalan dengan hasil pembangunan yang merata dan berkeadilan.
Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2023 tentang RPJMD 2024–2029 jelas mengamanatkan pemerataan pembangunan dan penyediaan infrastruktur dasar yang merata ke seluruh wilayah kabupaten.
Namun, kenyataannya, kebijakan itu hanya menjadi alat legitimasi untuk mengalirkan anggaran berlimpah ke Kuala Tungkal sementara daerah lain seperti Senyerang, Tungkal Ulu, dan Batang Asam tetap terabaikan dan terlunta-lunta.
Bukan asumsi. Data dari Dinas PUPR Tanjab Barat tahun 2025 menyebutkan bahwa dari total 982,16 km jalan kabupaten, sebanyak 413 km dalam kondisi rusak berat, mayoritas berada di Kecamatan Senyerang, Tungkal Ulu, Batang Asam, Merlung dan Seberang Kota.
Sementara di Kuala Tungkal, pemerintah menggelontorkan dana lebih dari Rp20,1 miliar dari APBD 2024 hanya untuk beautifikasi kota: trotoar, lampu hias, taman median, dan proyek estetik lainnya.
Tinggalkan Balasan