Festival lima hari tersebut, yang merupakan bagian dari program Rumel dan Bahagia Berbudaya, menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk menghidupkan kembali kota tua, mempromosikan transportasi umum seperti bus listrik, serta menyampaikan informasi ekonomi, digital, dan budaya kepada masyarakat secara partisipatif.
Festival Tumpah Ruah tidak hanya mewakili kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi, tetapi juga mencerminkan aspek lingkungan, serta menjadi sarana komunikasi publik yang efektif dan inklusif.
“Banyak informasi mengenai ekonomi, perbankan, keuangan, budaya, dan teknologi digital yang diinformasikan kepada masyarakat, dilakukan sedemikian rupa, sehingga masyarakat merasa terlibat dan bersedia untuk berpartisipasi secara sukarela,”ungkapnya.
Walikota Jambi yang dikenal memiliki jaringan luas nasional hingga internasional ini menegaskan sikapnya dalam mendukung inisiatif MIL karena banyak inisiatif MIL yang terkait dengan visi, misi, dan program pembangunan Kota Jambi.
“Saya sebagai Walikota Jambi berharap dapat menjadi bagian dari inisiatif Kota-kota MIL dan mendapat arahan lebih lanjut untuk menjadi salah satu kota percontohan MIL,” pungkasnya.
Selain Wali Kota Jambi, pertemuan ini juga dihadiri oleh Wali Kota Johannesburg (Afrika Selatan) Mr. Dada Morero, Wali Kota Dubrovnik (Kroasia) Mr. Mato Franković, dan Wali Kota Athena (Yunani) Mr. Haris Doukas.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi, Mariani Yanti, SP, MDM, Ph.D, menyampaikan bahwa pertemuan terbagi dalam dua sesi utama.
“Sesi pertama membahas kebijakan kota dalam mengimplementasikan MIL, dan sesi kedua berlangsung selama dua jam dengan pembahasan teknis terkait program-program nyata yang dijalankan masing-masing kota,” ungkapnya.
Terakhir, Kadis Mariani menambahkan bahwa tindak lanjut dari pertemuan ini adalah pembentukan tim kerja (task force), penyusunan rencana aksi, dan peluncuran MIL Action Plan di kota-kota yang terlibat. (Aas)


Tinggalkan Balasan