Oleh : Dr. Noviardi Ferzi
TANYAFAKTA.CO – Perang Iran Vs Israel akhirnya terjadi, langsung tanpa diwakili proxynya. Perang dimulai ketika Israel melakukan serangan terhadap Iran terjadi pada Jumat (13/6/2025) kemarin. Serangan ini menyasar fasilitas nuklir Iran, menimbulkan korban jiwa. Panglima Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami, tewas dalam serangan tersebut.
Perang antara Iran dan Israel dapat diibaratkan sebagai dua sahabat lama yang turun langsung ke gelangang, meskipun pertikaian ini telah berlangsung lama.
Hubungan kedua negara ini pernah akur, bestie atau bersahabat dekat. Sebelum Revolusi Iran tahun 1979, hubungan antara Iran dan Israel sangat erat, terutama ketika Iran berada di bawah pemerintahan Dinasti Pahlavi.
Hubungan kedua negara ini berubah setelah Revolusi Iran 1979. Sejak Shah Reza Pahlavi raja Iran digulingkan oleh Ali Khamenei pada tahun 1979 dan Iran mulai menyuarakan solidaritasnya pada Palestina dan menentang keberadaan Israel yang mengancam kawasan Timur Tengah. Ketegangan antara kedua negara ini terus berlanjut hingga kini
Hanya saja, selama beberapa dekade, konflik itu lebih banyak terjadi melalui proxy masing-masing, dengan Iran mendukung kelompok-kelompok seperti Hamas di Palestina, Hisbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman, sementara Israel mengandalkan Mossad dan dukungan dari negara-negara Barat.
Perang proksi (proxy war) adalah konflik antara dua kekuatan besar yang menggunakan pihak ketiga, bukan secara langsung, untuk mencapai tujuan masing-masing. Jadi, bisa dikatakan, perang proksi adalah pertempuran di mana dua negara atau kelompok besar menggunakan pihak lain sebagai wakil atau perpanjangan tangan mereka untuk berperang, tanpa terlibat langsung dalam konflik
Perang memasuki fase baru ketika Israel melakukan serangan langsung ke Teheran, yang direspons oleh Iran dengan serangan balasan ke Tel Aviv dan Haifa, dua kota besar di Israel. Serangan-serangan ini menandai pergeseran dari konflik yang lebih bersifat tidak langsung menjadi konfrontasi yang lebih terbuka dan langsung.
Doktrin Perang yang Tak Lagi sama seperti era perang teluk tahun 1991. Salah satu aspek yang membedakan konflik ini adalah perkembangan doktrin perang yang tidak lagi konvensional. Penggunaan peluru kendali berpemandu dan drone telah menjadi elemen kunci dalam strategi militer kedua belah pihak.
Peluru kendali berpemandu memungkinkan serangan yang lebih tepat dan mematikan, mengurangi risiko korban sipil dan meningkatkan efektivitas serangan. Sementara itu, drone telah menjadi alat yang sangat berharga dalam pengintaian dan serangan, memberikan kemampuan untuk melakukan operasi militer dengan risiko yang lebih rendah bagi personel militer.
Rudal dan Drone Iran membawa mimpi buruk bagi Israel. Kehancuran terlihat di berbagai penjuru Israel akibat rudal-rudal Iran meledakkan berbagai bangunan dan fasilitas. Israel sampai melarang warga menyiarkan rekaman kerusakan akibat rudal Iran.


Tinggalkan Balasan