TANYAFAKTA.CO, JAMBI – Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Oase Fakultas Hukum Universitas Jambi menyelenggarakan kegiatan penanaman pohon sebagai bentuk aksi konkret pelestarian lingkungan hidup. Kegiatan yang berlangsung di Dusun Suka Menanti, Kecamatan Muaro Pijoan ini mengusung tema: “Muda Berkarya, Alam Terjaga: Aksi Nyata Menjaga Lubuk dan Menanam Pohon.” Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Mapala Oase, Nusantara Fund, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), serta melibatkan Mapala Caldera dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Kehadiran berbagai elemen ini mencerminkan semangat kolaboratif antarorganisasi dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan yang semakin terancam oleh tekanan pembangunan dan perubahan iklim.

Sebanyak 21 orang peserta turut serta dalam kegiatan ini, terdiri dari anggota Mapala Oase, perwakilan Mapala Caldera, dan relawan dari unsur mitra, serta 1 orang perwakilan Pokdarwis yang mendampingi secara langsung pelaksanaan kegiatan penanaman di lokasi-lokasi strategis.

Baca juga:  Polda Jambi Gelar Panen Jagung Perdana di Muaro Jambi

Dalam kegiatan ini, sebanyak 600 bibit pohon berhasil ditanam di tiga titik berbeda: area Lubuk Larangan Guci Emas, lapangan Dusun Suka Menanti, dan kawasan sekitar Aula Seni Lubuk Guci Emas. Adapun jenis bibit yang ditanam terdiri dari 400 bibit pohon keras seperti tembesu (Fagraea fragrans), mahoni (Swietenia mahagoni), dan bulian (Eusideroxylon zwageri), serta 200 bibit pohon konsumsi seperti mangga, jambu, dan tanaman sayuran lokal.

Pemilihan jenis dan lokasi penanaman dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik ekologi setempat, termasuk fungsi kawasan sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) dan kawasan konservasi perairan tradisional atau lubuk larangan. DAS yang sehat berperan penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis, mencegah sedimentasi, serta melindungi keanekaragaman hayati. Sementara itu, lubuk larangan—dalam konteks budaya lokal—merupakan bentuk kearifan tradisional yang secara turun-temurun dijaga oleh masyarakat sebagai wilayah suci yang tidak boleh dieksploitasi secara bebas.

Baca juga:  Waspada Darurat Pangan, Menteri Pertanian Minta Pemasangan Pompa Dipercepat

Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga sosial-kultural, karena memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan berbasis nilai-nilai lokal yang berkelanjutan.

Pelibatan berbagai pihak dalam kegiatan ini menjadi kunci keberhasilan dan daya jangkau aksi yang dilakukan. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dusun Suka Menanti, sebagai pihak yang secara langsung mengelola kawasan Lubuk Guci Emas, menyambut baik inisiatif ini dan memberikan dukungan penuh.

Juanda, selaku Ketua Pokdarwis, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan harapan agar kegiatan seperti ini dapat menjadi program berkelanjutan yang tidak hanya berhenti pada tahap penanaman. Ia menekankan pentingnya pemantauan pertumbuhan bibit secara berkala dan pelibatan aktif masyarakat dalam proses perawatan pohon yang telah ditanam.

Baca juga:  Kaoem Telapak Gelar Lokakarya Nasional dan Luncurkan Aplikasi Pemantauan Ground-truthed.id

“Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Bukan hanya karena pohon-pohon yang ditanam, tetapi karena semangat gotong royong dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan. Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya sekali ini saja, melainkan menjadi bagian dari program pelestarian jangka panjang,” ujarnya.