Tentu tindakan provokatif terhadap pemerintah dapat membahayakan stabilitas dan mengganggu jalannya roda pemerintahan. Hal ini berpotensi menghambat pembangunan dan pelayanan publik yang seharusnya berjalan lancar.

Pemerintah membutuhkan suasana yang kondusif untuk fokus pada program-program pembangunan dan upaya menyejahterakan rakyat. Adanya provokasi dapat mengalihkan fokus dan energi pemerintah, yang pada akhirnya merugikan masyarakat luas.

Meskipun demikian, bukan berarti pemerintah bebas dari kritik. Kritik yang konstruktif dan berbasis data sangatlah penting untuk menjaga akuntabilitas dan mendorong perbaikan. Namun, yang sering terjadi adalah kritik yang bersifat emosional, tanpa solusi, bahkan cenderung menyalahkan tanpa dasar yang kuat. Fenomena “provkatif, ngedumel tak berujung” ini pada akhirnya bisa kontraproduktif, menghambat kemajuan, dan menciptakan iklim ketidakpercayaan yang merugikan semua pihak.

Baca juga:  Sumpah Jabatan: Janji Suci yang Semakin Hampa di Tengah Korupsi yang Merajalela

Pemerintah, di sisi lain, juga memiliki tanggung jawab untuk terus berbenah, meningkatkan komunikasi, dan menjelaskan setiap kebijakan dengan transparan. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan juga bisa menjadi jembatan untuk mengurangi kesalahpahaman dan menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap setiap program pemerintah.

Pada akhirnya, untuk keluar dari lingkaran “provokatif, ngedumel tak berujung” ini, diperlukan pergeseran paradigma dari kedua belah pihak. Masyarakat perlu lebih bijak dalam menyikapi informasi, lebih proaktif dalam mencari tahu, dan lebih adil dalam memberikan penilaian.

Sementara itu, pemerintah perlu terus berinovasi, mendengarkan, dan merangkul masyarakat dalam setiap langkah pembangunan. Hanya dengan demikian, kita bisa membangun sebuah negara yang lebih maju, di mana kritik menjadi stimulus perbaikan, bukan sekadar keluhan tanpa makna.

Baca juga:  Verifikasi Bukan Legitimasi Monopoli Ruang Publik

Selanjutnya, masyarakat diimbau untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif dan senantiasa menjaga persatuan demi kemajuan bersama.

Penulis : Mantan Direktur Komunitas Intelektual Bela Aspirasi Rakyat