Mengapa pemodal besar selalu lolos? Apakah karena kekuatan uang mereka mampu menembus dinding hukum? Ini pertanyaan yang perlu dijawab secara jujur oleh aparat dan pejabat daerah.
Kerusakan yang Tak Akan Sembuh
Kerusakan Tahura bukan sekadar soal ekologi yang tercemar minyak mentah. Lebih parah dari itu, kawasan konservasi ini telah berubah menjadi ladang bisnis kriminal. Setiap lubang bor yang menganga di tanah hutan adalah simbol gagalnya amanat konstitusi untuk menjaga sumber daya alam demi kemaslahatan rakyat.
Masyarakat di sekitar Tahura kini hidup di tengah bom waktu ekologi dan sosial. Hutan rusak, potensi kebakaran besar mengancam, dan hukum telah kehilangan wibawanya. Bila tak segera dihentikan, ini bukan lagi kriminalitas melainkan pengkhianatan terhadap masa depan generasi mendatang.
Penutup: Negara Harus Hadir Secara Utuh
Pemerintah Provinsi Jambi, Ditjen Gakkum KLHK, dan institusi penegak hukum tak bisa terus bersembunyi di balik konferensi pers. Butuh tindakan nyata: tangkap para pemodal utama, audit keterlibatan oknum desa hingga dinas kehutanan, dan pulihkan kawasan Tahura dengan program pemulihan ekosistem yang nyata.
Tahura Senami harus diselamatkan. Bukan untuk citra, bukan untuk panggung politik, tapi untuk menegakkan keadilan ekologis. Jika negara masih punya wibawa, maka inilah saatnya membuktikan. Bukan besok, bukan nanti tapi sekarang juga.
Penulis : Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Jambi


Tinggalkan Balasan