Lucunya, dalam banyak pertemuan resmi, ia masih menggunakan kalimat-kalimat tentang “perjuangan generasi muda.” Padahal anak muda yang ingin ia perjuangkan, kini tidak tahu harus lewat jalur mana untuk didengar. Mereka yang dulu mempromosikannya, kini bahkan tak digubris. Tak ada komunikasi politik yang hidup. Tak ada forum konsultatif antara pemuda dan pemerintah daerah yang melibatkan dirinya secara langsung. Semua terasa seperti formalitas yang mengabaikan esensi.
Gerry memang tidak korup secara finansial. Tapi dia mulai korup secara moral: menyalahgunakan kepercayaan anak muda yang dulu memilihnya, bukan dengan uang, tapi dengan harapan.
Jika Gerry tidak segera mengoreksi arah kepemimpinannya—membuka ruang dialog, membangun platform bersama pemuda, dan menghidupkan kembali semangat perubahan yang ia janjikan—maka ia tak lebih dari perpanjangan tangan kekuasaan tua dalam bungkus anak muda.
Dan untuk pemuda Sarolangun hari ini, pelajaran paling penting barangkali adalah: jangan terlalu percaya pada usia, karena muda belum tentu berpihak.


Tinggalkan Balasan