“Kami terus lakukan mediasi dan komunikasi intens dengan masyarakat. Ini bukti bahwa kolaborasi menjadi kunci penanganan banjir,” jelas Maulana.

Selain itu, Wali Kota memaparkan rencana pembangunan kawasan resapan air multifungsi di Lingga Permai, yang akan didukung oleh pembebasan lahan. Proyek ini dirancang tidak hanya untuk menanggulangi banjir, namun juga menjadi kawasan wisata air terpadu.

Anggaran untuk pembebasan lahan telah disiapkan melalui kolaborasi lintas pemerintah: Rp45 miliar dari APBN, Rp25 miliar dari Pemerintah Provinsi Jambi, dan Rp5 miliar dari Pemkot Jambi.

“Sebelum Desember, pembebasan lahan harus selesai. Sehingga awal tahun depan sudah bisa dimulai pekerjaan fisiknya,” ungkapnya.

Kawasan Lingga Permai direncanakan menjadi ikon baru Kota Jambi dengan menghadirkan ruang terbuka hijau, jogging track, taman, dan air mancur malam. Proyek ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Jambi dan Balai Wilayah Sungai.

Baca juga:  Satgaswasgakkum Tindak Lanjuti Insiden Tongkang, PPTB Siap Fasilitasi Perbaikan Fender

“Ini adalah proyek kolaboratif antara Pemkot Jambi dengan Balai. Bukan hanya untuk mengatasi banjir, tapi juga menghadirkan ruang publik yang indah dan membanggakan,” pungkas Maulana.

Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, serta perencanaan jangka panjang, Pemerintah Kota Jambi menunjukkan keseriusannya dalam menyelesaikan persoalan banjir secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan kualitas hidup warganya. (*)