“Selain komando terpimpin, penegakan hukum dan pelibatan peran aktif masyarakat, Pemerintah Provinsi Jambi juga mendorong keterlibatan perusahaan untuk berkontribusi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan, terutama pada lahan gambut yang sangat rentan terjadi kebakaran. Melalui pembangunan sarana dan prasarana penunjang untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, salah satunya dengan pembangunan water intake bertujuan untuk membasahi lahan yang kering pada saat musim kemarau atau (rewetting),” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan water intake memiliki manfaat ganda.
“Water intake salah satu cara yang cukup efektif untuk mengambil air yang dapat digunakan apabila daerah tersebut kekurangan air terutama pada lahan-lahan gambut, serta menjaga kelembaban gambut agar tidak mudah terbakar dengan menjaga Tinggi Muka Air Tanah (TMA) pada musim kemarau. Dengan pembangunan water intake ini tidak hanya berguna bagi perusahaan, tetapi juga dapat membantu masyarakat untuk membasahi atau mengairi kebun mereka serta memenuhi kebutuhan air sehari-hari bagi masyarakat,” ujar Sani.
Sebagai bagian dari langkah permanen, Sani menyebut upaya rewetting, revegetasi, dan revitalisasi lahan gambut terus dilakukan. Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Jambi telah mengajukan permohonan helikopter patroli dan water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Selain rewetting (pembasahan gambut) untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, solusi permanen yang juga diupayakan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di Kawasan Gambut melalui revegetasi dan revitalisasi, Pemerintah Provinsi Jambi juga mengajukan permohonan helikopter patroli dan water bombing Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dari upaya penanganan sekaligus untuk meminimalisir risiko kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Delegasi Malaysia, Datuk Jack Anak Liam, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat kapasitas dalam penanganan karhutla.
“Provinsi Jambi dan Malaysia berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas kedua belah pihak dalam mengatasi masalah karhutla. Struktur alam Malaysia dengan Provinsi Jambi hampir sama, lahan sebagian wilayah di Malaysia juga banyak lahan gambut, untuk itu kami ingin berbagi pengalaman dengan Provinsi Jambi, bahwa Jambi berhasil mengatasi kebakaran hutan dan lahan di daerah ini,” ucap Datuk Jack.
Ia berharap kerja sama ini dapat berlanjut dalam bentuk pertukaran informasi dan pelatihan bersama.
“Untuk itu kami ingin mempelajarinya, berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla, meningkatkan kemampuan dan kapasitas dalam mengatasi masalah karhutla serta membangun kerja sama yang lebih erat antara Provinsi Jambi dan Malaysia. Selain itu langkah-langkah konkret, pertukaran informasi dan data tentang Karhutla, pelatihan dan workshop tentang pencegahan dan penanggulangan Karhutla, pengembangan strategi dan kebijakan bersama untuk mengatasi Karhutla. Dengan kerja sama ini, Provinsi Jambi dan Malaysia dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah Karhutla dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” tutupnya.(*)
Tinggalkan Balasan