“Mudah-mudahan kolaborasi ini menjadi titik poin bagi kita menyelesaikan masalah-masalah di Provinsi Jambi. Dan bukan hanya masalah banjir, namun juga hal lainnya,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Edi juga mengapresiasi Wali Kota Jambi, dr. Maulana, yang dinilainya sangat komunikatif dan aktif berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat.

“Enggak apa-apa pak, demi kemaslahatan masyarakat Kota Jambi harus begitu,” ucapnya.

Kepada pihak Balai sebagai leading sector, Edi menegaskan pentingnya menjaga kualitas dan percepatan pengerjaan proyek.

“Jangan sampai ada permasalahan di kemudian hari. Dari segi kualitas harus bagus, dan dari kecepatan kerja juga saya minta, termasuk rekayasa sosial terkait pembebasan lahan agar dilakukan secara humanis, sehingga masyarakat tumbuh kesadarannya bahwa kota ini punya kita dan harus diselesaikan secara bersama,” pungkasnya.

Baca juga:  Walikota Jambi Ubah Wajah Eks Lokalisasi Pucuk : Bangkitkan UMKM Lewat Bantuan Kewirausahaan

Sementara itu, Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Sumatera VI, Hariyo Priyambodo, menyebut bahwa lingkup pengerjaan proyek penanganan banjir mencakup 12 kilometer di sepanjang Sungai Asam serta pembangunan satu kolam retensi seluas 9 hektare.

“Sejauh ini untuk proses hingga saat ini baru 20 persen, karena masih ada kendala dengan pembebasan lahan di sepanjang Sungai Asam,” singkatnya.

Untuk diketahui, proyek penanganan banjir di Kota Jambi ini ditargetkan rampung pada Mei 2026. Pekerjaan ini diperkirakan akan mampu mengurangi dampak banjir hingga 60–70 persen. (*)