Aspirasi yang mengemuka dari warga umumnya terkait dengan ketersediaan gas 3 kg dan jaringan gas rumah tangga (jargas). Ketua RT 7 Bakung Jaya, Khoiron, menyoroti ketiadaan pangkalan gas untuk tiga RT dengan 500 KK. Sementara Ketua RT 35 Payo Selincah, Ade Lubis, mempertanyakan realisasi jargas serta mengeluhkan masih beroperasinya truk batubara yang berdampak pada keamanan sopir.

Menanggapi hal itu, Fasha menjelaskan bahwa program jargas saat ini difokuskan untuk daerah penghasil gas seperti Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kota Jambi hanya mendapatkan alokasi 0,8 MM yang harus dikelola swasta.

“Pemkot Jambi belum pernah menyurati kami untuk permintaan sambungan jargas. Padahal dulu waktu saya jadi Wali Kota, saya perjuangkan hingga kita dapat 14 ribu sambungan,” katanya.

Baca juga:  Safari Ramadhan 3 : Wali Kota Maulana Kembali Serahkan Bantuan Renovasi Masjid dan Internet Gratis di Masjid Al-Fatah Al-Bafadhal

Terkait gas 3 kg, Fasha menegaskan bahwa gas subsidi tersebut hanya untuk keluarga tidak mampu dan UMKM sesuai kriteria.

“Satu keluarga maksimal empat tabung per bulan. UMKM delapan tabung. Jika ada penumpukan pelanggan, silakan laporkan, nanti saya koordinasikan dengan Pertamina,” tegasnya.

Fasha juga menegaskan bahwa truk batubara tidak boleh melintas di wilayah dalam kota hingga jalan hauling selesai dikerjakan.

“Warga boleh melarang dan memutar balik truk batubara yang masuk ke kota,” ujarnya.

Selain itu, ia membawa kabar baik berupa bantuan dari kementerian terkait, berupa 18 gerobak motor pengangkut sampah dan peralatan biopori yang akan diserahkan ke Pemkot Jambi.

“Silakan usulkan melalui Bagian Ekonomi Pemkot Jambi,” tambahnya. (*)

Baca juga:  Sah Dilantik Jadi Anggota DPRD Kota Jambi, Djokas Siburian Akan Tingkatkan Daya Ekonomi Masyarakat