TANYAFAKTA.CO, JAKARTA – Pemerintah secara resmi memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Kick-off kegiatan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (1/8/2025), mewakili Menteri Sekretaris Negara selaku Ketua Panitia Peringatan Hari-Hari Besar Nasional.
Juri menjelaskan, pembukaan agenda Bulan Kemerdekaan diawali dengan Doa Kebangsaan yang akan digelar malam ini di kawasan Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta. Menurutnya, acara tersebut akan dihadiri sekitar 1.500 umat beragama sebagai simbol bangsa Indonesia yang berketuhanan, toleran, dan plural.
“Doa kebangsaan ini adalah wujud bahwa bangsa Indonesia bukan hanya bangsa yang berketuhanan, tapi bangsa yang penuh toleransi dan plural sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Juri dalam keterangan persnya.
Selain Doa Kebangsaan, sejumlah agenda kenegaraan akan digelar sepanjang Agustus 2025. Di antaranya adalah pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia pada 13 Agustus, serta pidato kenegaraan pada 15 Agustus 2025.
Juri menambahkan, pada 17 Agustus pukul 00.00 WIB, Presiden Prabowo Subianto akan memimpin ziarah nasional dan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.
“Di seluruh wilayah Indonesia juga akan dilaksanakan apel renungan suci di Taman Makam Pahlawan setempat di provinsi maupun kabupaten/kota,” ungkapnya.
Puncak peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI tetap akan digelar di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2025. Rangkaian acara diawali dengan kirab bendera pusaka dan teks proklamasi dari Monas menuju Istana Merdeka. Untuk pertama kalinya, tahun ini Istana Kepresidenan juga akan menggelar Pesta Rakyat usai upacara detik-detik proklamasi.
“Setelah upacara di pagi hari akan dilaksanakan Pesta Rakyat di mana Bapak Presiden menyiapkan berbagai aneka hidangan, makanan, dan minuman yang diperuntukkan bagi masyarakat peserta upacara. Penyiapan hidangan juga melibatkan pedagang kaki lima yang sehari-hari berjualan di sekitar Istana dan Monas,” kata Juri.
Tinggalkan Balasan