Abraham menyampaikan bahwa dukungan besar datang dari sekolah, guru, dan orang tua. Ia berharap dapat menampilkan yang terbaik dalam upacara esok hari.

Sementara itu, Paulus Gregorius Afrizal dari Nusa Tenggara Timur merasa bangga bisa mewakili daerahnya. Ia menyebut masa latihan menjadi pengalaman berharga. “Latihannya tiap hari kami cukup konsisten dan juga kami jaga kesehatan untuk berjalannya lancar upacara besok,” kata Paulus.

Dalam kesehariannya, Paulus membantu ekonomi keluarga dengan berjualan jagung bakar di akhir pekan. Meski demikian, ia tetap membagi waktu untuk sekolah dan latihan karate. “Saya juga mau membantu ekonomi keluarga saya dan saya tidak dipaksa oleh siapapun karena kemauan sendiri saya ingin membantu orang tua saya. Untuk memperingan beban orang tua saya. Dan saya juga bisa menyisihkan waktu untuk sekolah, latihan. Saya juga seorang atlet karate. Saya dapat menyisihkan waktu saya untuk berjualan, latihan dan juga bersekolah,” ceritanya.

Baca juga:  Presiden Prabowo Singgah di Belarus, Bahas Kerja Sama Strategis dengan Presiden Lukashenko

(BPMI Setpres)