“Beasiswa ini sangat penting demi keberlangsungan Prodi D3 Analis Kimia. Selain itu, Beasiswa ini juga sangat relevan bagi kami karena proses hilirisasi (wacana pemerintah), terkait kelapa sawit yang sangat memerlukan tenaga siap kerja dari lulusan analis kimia,” ujar Dhian.
Beasiswa yang diberikan oleh BPDP kepada mahasiswa D3 Analis Kimia ini bersifat komprehensif, mencakup seluruh kebutuhan akademis dan penunjang selama masa studi.

Bantuan tersebut tidak hanya menanggung biaya pendidikan, tetapi juga biaya sertifikasi, biaya hidup, hingga biaya transportasi. Beasiswa ini akan mulai berlaku pada semester ganjil tahun ajaran 2025/2026 dan akan menanggung penuh seluruh biaya studi selama tiga tahun.
Dhian Eka Wijaya, S.Si., M.Si., berharap kerja sama dengan BPDP dapat berlanjut. Menurutnya, pelaksanaan program di tahun pertama akan menjadi tolok ukur utama bagi keberlanjutan kemitraan di masa depan. Ia pun menekankan pentingnya dukungan penuh dari pihak universitas, khususnya dalam memastikan ketersediaan sarana prasarana yang memadai.“Saya berharap kerjasama antara Prodi Analis Kimia UNJA dan BPDP tetap berlanjut di tahun berikutnya.

Baca juga:  Wujudkan Lansia Berdaya Digital, FISIP USU dan Tular Nalar MAFINDO Gelar Kelas Akademi Digital Lansia

Pelaksanaan tahun pertama ini menjadi tolak ukur keberlanjutan kerja sama ini. Oleh karena itu, kami dari Prodi sangat butuh support UNJA terkait pelaksanaan pendidikan bagi mereka, terutama penyiapan kemampuan teknis mahasiswa karena pada saat ini peralatan laboratorium saat praktikum yang masih minim,” harap Dhian.Kemitraan antara UNJA dan BPDP ini tidak hanya menjadi solusi bagi keberlanjutan Program Studi D3 Analis Kimia, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam mendukung agenda nasional hilirisasi kelapa sawit. Kolaborasi ini dapat menjadi model bagi institusi pendidikan lainnya agar bisa mencetak tenaga ahli yang siap bersaing dan berkontribusi langsung pada pembangunan industri strategis di Indonesia.(*)