“Saya tadi minta ijin Bapak Presiden, meskipun bukan Bapak Presiden bolehkah kami pinjem? Silahkan, Istana itu bukan punya Presiden, itu adalah punya kita bersama-sama karena saya mau bertemu dengan adik-adik. Sampaikan salam hormat saya dan silahkan sampaikan apa yang menjadi kehendak adik-adik,” tutur Menteri Pras.
Menteri Pras juga mengajak para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka tanpa terjebak pada istilah atau diksi yang kaku. “Saya dan kami terus mempelajari apa yang menjadi aspirasi dari seluruh pihak apalagi dari adik-adik mahasiswa,” ucapnya.
Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 30 perwakilan organisasi kemahasiswaan dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi ekstra, di antaranya Himapolindo, BEM SI Kerakyatan, Fornasossmass, PB HMI, GMNI, GMKI, PMII, SEMMI, KAMMI, hingga Generasi Muda FKPPI. Kehadiran yang beragam ini menunjukkan keterbukaan pemerintah untuk merangkul seluruh elemen mahasiswa dalam membangun bangsa.
Silaturahmi yang berlangsung akrab ini dilanjutkan dengan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyampaikan pandangan, ide, maupun aspirasi langsung kepada pemerintah.
Pertemuan ini memperlihatkan komitmen pemerintah untuk membuka diri berdialog dengan semua komponen bangsa, karena memajukan bangsa agar rakyat sejahtera merupakan tanggung jawab bersama. (*)


Tinggalkan Balasan