Ini belum termasuk warga Aur Kenali, Kota Jambi, yang kini resah karena rencana pembangunan jalan tambang dan stockpile di rawa penampung air yang berpotensi memperbesar banjir di kawasan permukiman mereka.

Angka-angka tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa yang menikmati keuntungan tambang hanyalah segelintir orang. Sementara itu, puluhan ribu rumah rusak atau terendam, puluhan ribu keluarga kehilangan kenyamanan hidup, puluhan ribu jiwa jatuh sakit atau terdampak bencana, hingga ratusan orang meregang nyawa.

Jika semua kerugian sosial, ekologis, kesehatan, dan infrastruktur ini dihitung secara jujur, maka jelas jumlah korban tambang jauh melampaui angka 69 ribu pekerja yang sering dibanggakan pemerintah.

Maka, narasi bahwa tambang batu bara adalah penopang kesejahteraan rakyat Jambi hanyalah mitos. Kenyataannya, tambang lebih banyak melahirkan krisis sosial dan ekologis ketimbang menghadirkan kemakmuran.

Baca juga:  Membaca Lanskap Jambi: Mengurai Kompleksitas, Menata Konektivitas

Penulis Merupakan Pengamat Kebijakan Publik