Oleh: Bram Aprianto

TANYAFAKTA.CO Di tengah hiruk pikuk politik Jambi, satu kenyataan tak bisa dipungkiri: generasi muda masih sulit menemukan rumah politik yang benar-benar mewakili aspirasi mereka. Panggung kekuasaan lebih banyak dihuni wajah-wajah lama, dengan pola patronase dan dinasti yang berulang. Ruang untuk anak muda? Masih sempit. Inilah celah yang sebenarnya bisa diisi oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

PSI membawa pesan yang berbeda dari partai-partai tradisional. Dengan jargon politik bersih, antikorupsi, dan keberanian berbicara apa adanya, PSI kerap mendapat simpati kalangan muda. Apalagi, generasi milenial dan Gen Z yang jumlahnya besar di Jambi, cenderung skeptis pada gaya politik lama yang penuh kompromi pragmatis. Di sinilah PSI punya peluang untuk tampil sebagai jembatan antara idealisme anak muda dengan arena politik praktis.

Baca juga:  Parkir Liar Membunuh Los Jambi? Saatnya BALAP Ambil Alih! 

Hasil penelitian Nina Andriana dari LIPI memperkuat hal ini. Ia mencatat, PSI memanfaatkan media sosial bukan sekadar untuk pencitraan, tetapi sebagai ruang dialog dua arah dengan publik muda. Strategi serupa juga terlihat di Bengkulu, seperti ditunjukkan riset Haza Karimalla, di mana PSI berhasil membangun citra positif di kalangan milenial melalui komunikasi politik kreatif. Jika pola ini dibawa ke Jambi, peluang PSI semakin terbuka lebar.