Selain CPO, produk turunan seperti palm kernel (PK), palm kernel oil (PKO), dan palm kernel meal (PKM) juga mengalami pertumbuhan nilai penjualan yang mencolok. Penjualan PK, misalnya, tumbuh hingga 233 persen secara tahunan.
Secara keseluruhan, PTPN IV PalmCo membukukan laba kotor Rp 15,09 triliun, melonjak 159 persen dari tahun sebelumnya. EBITDA perusahaan pun meningkat 133 persen menjadi Rp 9,10 triliun.
Jatmiko menilai kombinasi antara ketahanan produksi, efisiensi operasional dan kenaikan harga komoditas menjadi faktor penting dalam menjaga margin keuntungan. “Tiga hal ini yang menjaga dan meningkatkan margin perusahaan,” ujarnya.
Kinerja finansial yang impresif ini tak hanya menegaskan peran strategis PalmCo di sektor sawit nasional, tetapi juga membuka peluang ekspansi dan transformasi jangka panjang. Perusahaan menargetkan tahun 2025 sebagai momentum untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat hilirisasi, serta memperluas inisiatif keberlanjutan.
PalmCo juga menyatakan komitmennya untuk menjalankan agenda lingkungan, termasuk target Net Zero Emission pada 2030.
“Ke depan, kami terus fokus menekan disparitas dan meningkatkan produktivitas, menjaga optimalisasi biaya agar profitabilitas tetap terjaga, dan mengedepankan bisnis hijau sebagai potensi ekonomi sirkular yang berkesinambungan” kata Jatmiko.
Kinerja PTPN IV PalmCo selama 2024 menjadi contoh bagaimana perusahaan pelat merah bisa menunjukkan daya saing dalam industri yang sarat tantangan. Namun, pertumbuhan ini juga mengingatkan pentingnya keberlanjutan dan tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab—terutama di industri sawit yang kerap menjadi sorotan global. (*)


Tinggalkan Balasan