Namun, kontribusi SDA terhadap pendapatan asli daerah (PAD) masih belum optimal. Banyak nilai tambah yang justru lari keluar daerah karena keterbatasan industri hilir dan lemahnya pengelolaan fiskal. Dengan PAD yang relatif kecil, kemampuan pemerintah daerah untuk memperkuat layanan publik, mendorong UMKM, dan menata infrastruktur pedesaan menjadi terbatas.

Ketimpangan juga menjadi masalah laten. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi cenderung terpusat di kota dan sekitar kawasan industri, sementara kabupaten-kabupaten di pedalaman belum merasakan manfaat signifikan. Akibatnya, meski angka pertumbuhan ekonomi Jambi tampak lebih tinggi di atas kertas, pemerataan kesejahteraan masih tertinggal dibanding provinsi lain yang ekonominya lebih berimbang.

Dalam hal ini, capaian Jambi belum mampu menandingi kualitas pertumbuhan yang dimiliki Sumbar dan Sulsel, yang lebih inklusif dan berbasis diversifikasi.

Baca juga:  Pengamat Dedek Kusnadi Soroti Lambannya Penanganan Banjir di Kota Jambi

Dengan struktur ekonomi yang masih berat sebelah dan kapasitas fiskal yang terbatas, Jambi sesungguhnya belum sepenuhnya “menang”. Pertumbuhan yang ada ibarat api kecil yang menyala terang di permukaan, namun belum cukup kuat untuk memanaskan dapur ekonomi rumah tangga di seluruh pelosok daerah. Kuncinya bukan lagi sekadar mengejar angka pertumbuhan, melainkan membangun daya tahan dan pemerataan ekonomi.

Ke depan, Jambi perlu menempuh strategi yang lebih berani: memperkuat hilirisasi komoditas, mengembangkan sektor industri dan jasa modern, serta memperluas basis pendapatan daerah agar tidak lagi bergantung pada dana transfer pusat. Selain itu, pemerataan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama. Tanpa langkah-langkah tersebut, pertumbuhan ekonomi Jambi akan terus menjadi angka tanpa makna, tinggi di grafik, tetapi rendah dalam kesejahteraan nyata.

Baca juga:  Refleksi 36 Tahun GMKI Jambi di tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah 

Pertumbuhan ekonomi memang penting, tetapi yang lebih penting adalah memastikan bahwa pertumbuhan itu berpihak — bukan hanya kepada angka, melainkan kepada manusia. Dan dalam konteks itu, Jambi masih harus bekerja lebih keras untuk benar-benar mantap di antara provinsi-provinsi lain di Indonesia.