6. Ekonomi Kreatif Berbasis Adat

Pemberdayaan pengrajin songket, penjahit adat, dan perancang pelaminan lokal yang dikreasikan oleh Dekranaada maupun kreator di Provinsi jambi, dapat menciptakan lapangan kerja baru berbasis warisan budaya (Sartono, 2023, hlm. 145).

F. Estetika – Filosofis Pelaminan dan Baju Adat Melayu Jambi

1. Falsafah Adat & Kehidupan: Pelaminan

Pelaminan bukan sekadar singgasana dua insan, tetapi takhta nilai yang menegakkan marwah dan menyatukan dua keluarga dalam cahaya Ilahi.

Di atas kain songket terjalin doa, di antara warna emas tersimpan makna; itulah Melayu, lembut dalam rupa, agung dalam jiwa.

Setiap benang songket adalah zikir tangan ibu, setiap bunga tabur adalah doa leluhur.

2. Makna Pelaminan sebagai Rumah Kehormatan

Pelaminan adalah rumah kecil dari marwah besar, tempat cinta disahkan, tanggung jawab dimulai, dan adat dimuliakan.

Berdiri pelaminan bukan karena hiasannya, tetapi karena nilai-nilai yang menegakkannya.

Di pelaminan, cinta menjadi ibadah, adat menjadi cahaya, dan budaya menjadi doa.

3. Makna Baju Adat Melayu

Baju adat Melayu bukan sekadar kain, melainkan akhlak yang dijahit dengan sopan, dihiasi dengan iman.

Baca juga:  Polisi Pelindung Rakyat atau Pelindung Kekuasaan? Refleksi atas Penanganan Aksi Demonstrasi 

Setiap lipatan baju kurung mengajarkan rendah hati, setiap sulaman emas menanamkan harga diri.

Baju Melayu menutup tubuh, tetapi membuka martabat.

4. Nilai Islam dan Kearifan Melayu

Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah, di situlah pertemuan antara marwah dan iman.

Keindahan tanpa adab hanyalah hiasan kosong, keindahan dengan adab adalah cermin kemuliaan.

Melayu bukan sekadar rupa, tetapi sikap: bukan sekadar pakaian, tetapi jalan hidup yang beradab.

5. Era Digital & Global

Teknologi boleh mengubah rupa pelaminan, tetapi tidak boleh menghapuskan maknanya.

Di tengah digitalisasi dunia, songket Melayu tetap menenun nilai yang tak pernah usang: hormat, kasih, dan adab.

Globalisasi membuka jendela dunia, tetapi adat menjaga pintu hati.

G. Penutup

Pelaminan dan baju adat Melayu Jambi adalah manifestasi kearifan lokal yang berpadu dengan nilai universal Islam.

Ia bukan sekadar simbol upacara, tetapi refleksi moral masyarakat Melayu yang menjunjung kehormatan, kesucian, dan keindahan hidup beradat.

Sebagaimana ditegaskan dalam Perda Provinsi Jambi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi, adat Melayu adalah sistem nilai yang hidup, bersendikan syarak, dan menjadi penuntun moral masyarakat Jambi modern.

Baca juga:  Teosentris Memaknai Keyakinan

Budaya yang berakar kuat tidak menolak kemajuan, tetapi menyaring globalisasi dengan akal budi.

Maka tugas kita sebagai tokoh adat, ahli, pendidik, dan pewaris nilai adalah menjadikan pelaminan dan baju adat Melayu Jambi bukan sekadar kenangan masa lalu, tetapi identitas masa depan bangsa, khususnya daerah Jambi.

Daftar Pustaka:

1. Geertz, Clifford. The Interpretation of Cultures. Basic Books, 1973.

2. Turner, Victor. Dramas, Fields, and Metaphors. Cornell Univ. Press, 1985.

3. Cooper, L. Ritual and Symbolism in Ancient Civilizations. Routledge, 2021.

4. Habib, S. Islamic Wedding Customs of the Middle East. Cairo: Dar al-Fikr, 2021.

5. Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2022.

6. Al-Habshi, R. Islamic Decorative Art. Dubai Heritage Press, 2022.

7. Chen, L. Chinese Wedding Customs. Beijing Univ. Press, 2022.

8. Abdullah, H. Malay Court Ceremonies. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa, 2021.

9. Abdullah, N. Cultural Heritage in Digital Age. Jakarta: Gramedia, 2024.

10. Yusuf, A. Humanistic Education in Southeast Asia. Brill, 2023.

Baca juga:  Tantangan Realisasi Partisipasi Dana Migas di Provinsi Jambi 

11. Husin, A. Warisan Adat Melayu Jambi. LAM Provinsi Jambi, 2022.

12. Sartono, M. Estetika Adat Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka, 2023.

13. Rahman, F. Songket Melayu sebagai Warisan Budaya. Yogyakarta: Deepublish, 2023.

14. LAM Provinsi Jambi. Pakaian dan Pelaminan Adat Melayu Jambi. Jambi, 2022.

15. Mawaddah, N. Budaya Melayu dan Islam di Tanah Jambi. Jambi: Dinas Kebudayaan, 2023.

Jurnal:

1. Mawadha, N. & Karmela, H. (2023). Pakaian Melayu Perempuan di Jambi Kota Seberang. Istoria, 3(1), 10–20.

2. Rahman, D. (2024). Analisis Identitas Budaya Pakaian Adat Jambi. Wissen Journal, 2(2), 44–56.

3. Nabila, S. (2024). Modernisasi Pelaminan Melayu dalam Era Digital. Asian Review of Heritage, 5(3), 89–104.

4. Putra, Y. (2023). Digital Heritage Management in Malay Wedding Tradition. Int. J. Cultural Heritage, 4(1), 55–70.

5. Karim, R. (2025). Islamic Symbolism in Malay Wedding Architecture. J. Islamic Art & Culture, 8(2), 77–91.

Regulasi:

Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.