“Benih lokal berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan meningkatkan ketahanan pangan,” ujarnya.
Dewi Rahmawati, salah satu peserta diskusi. Mengunggkapkan, selain menjadi bagian dari kekayaan genetik, benih lokal juga memberi keuntungan praktis bagi petani.
“Selain lebih hemat biaya, benih lokal juga telah beradaptasi dengan kondisi tanah, iklim, dan hama setempat, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim,” ungkapnya.
Diskusi menghasilkan enam rekomendasi utama, yaitu mencegah kepunahan varietas asli dan melestarikan keanekaragaman hayati, mendorong kemandirian petani dengan produksi benih secara mandiri, kemampuan adaptasi benih lokal terhadap lingkungan setempat yang mendukung ketahanan iklim dan hama, ketahanan terhadap hama memungkinkan penyimpanan hasil panen lebih lama, menjaga tradisi dan ketahanan pangan keluarga seperti yang dilakukan masyarakat Desa Penyengat Olak, meningkatkan pendapatan petani melalui hasil panen yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.
Dengan menjaga benih lokal, para mahasiswa CDD berharap Indonesia tak hanya mengenang masa lalu pertaniannya, tetapi juga melangkah menuju masa depan yang lebih berdaulat dan berkelanjutan dalam sektor pangan. (*)
Tinggalkan Balasan