TANYAFAKTA.CO, JAMBI – Gerakan Mahasiswa Merangin Jambi (GMM-J) mengecam keras tindakan intimidatif yang dilakukan oleh salah satu oknum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Jambi terhadap kadernya.

Insiden tersebut terjadi saat kader GMMJ datang secara resmi dan sopan ke kantor Kejati Jambi pada Kamis, (5/6/2025) lalu untuk menanyakan perkembangan laporan dugaan korupsi proyek cetak sawah di Kabupaten Merangin.

Alih-alih mendapat jawaban sesuai prosedur, kader GMM justru dihadapkan pada arogansi seorang oknum kejati Jambi, inisial PSR yang menggunakan nada tinggi, merendahkan martabat pribadi, dan menunjukkan sikap anti-kritik. Oknum tersebut diduga melontarkan kalimat bernada mengintimidasi.

“Saya nampak tidak ada etika kamu ya. Kau nggak pernah diajarkan bapakmu atau orang tua kamu beretika ya? Lawanmu seharusnya anakku, bukan aku. Saya ini sudah tua. Kau ini bikin naik darahku,” ujar PSR ditirukan Kader GMM kepada TanyaFakta.Co pada Sabtu, (7/5/2025).

Baca juga:  Dua Pasangan Calon Akan Bertarung di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Merangin, Ini Visi Misinya

Kader GMM yang datang dengan niat menyampaikan aspirasi melalui mekanisme pelayanan publik malah diperlakukan layaknya kriminal. Cekcok sempat terjadi, hingga kader tersebut keluar dalam kondisi pucat dari ruang PTSP Kejati Jambi.

GMMJ menilai sikap oknum tersebut sebagai bentuk nyata pembungkaman dan pelecehan terhadap hak warga negara untuk mengawasi dan mengkritisi kinerja lembaga penegak hukum. Terlebih, insiden ini terjadi di tengah upaya mahasiswa mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengusutan kasus korupsi yang telah merugikan negara miliaran rupiah.

“Ini bukan sekadar persoalan etika. Ini adalah bentuk intimidasi yang mencederai semangat reformasi hukum dan demokrasi. Oknum seperti ini tidak layak berada dalam lembaga penegak hukum,” tegas Fadel Muhammad Sabirin, Ketua GMMJ.

Baca juga:  Tiba di Jambi, Kapolda Jambi yang Baru disambut dengan Adat Melayu

GMM menyatakan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. Mereka menuntut Kejati Jambi mengambil tindakan tegas terhadap oknum tersebut serta meminta permintaan maaf secara terbuka kepada kader yang diintimidasi.