“Besok atau lusa kami akan laporkan saudara Ketua DPRD ke BK. Ini bentuk penghinaan terhadap aspirasi masyarakat dan pelecehan terhadap semangat demokrasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, pernyataan Ketua DPRD Provinsi Jambi yang menyebut kritik aktivis sebagai “frame negatif” dan menanggapi aksi demonstrasi dengan ucapan “apo selero kau” juga menuai kecaman. Ade pun balik menantang Ketua DPRD.

“Kalau kemarin Ketua DPRD bilang ‘apo selero kau’, maka hari ini saya tanya balik: ‘Apa selera Ketua DPRD terhadap para aktivis dan proyek Islamic Centre ini?’” sindir Ade.

Sebelumnya, Dalam surat undangan debat yang dilayangkan atas nama JAN-J, disebutkan bahwa pihak yang diundang terdiri dari Ketua DPRD, Wakil Ketua I, serta Komisi III DPRD Provinsi Jambi. Ade menegaskan bahwa debat akan disiarkan langsung agar masyarakat bisa menilai sendiri.

Baca juga:  Menkeu Purbaya Respons Penolakan Pemda atas Rencana Pemangkasan TKD 2026

“Kita ingin rakyat melihat langsung siapa yang bicara dengan data, dan siapa yang hanya jadi juru bicara proyek,” tutup Ade.

Proyek Islamic Centre sendiri akhir-akhir ini terus-menerus menjadi sorotan publik. Selain anggaran yang terus membengkak, ditemukan pula indikasi adendum berulang, ketidaksesuaian perencanaan dengan realisasi, serta dugaan pembelaan sepihak oleh beberapa oknum DPRD. (*)