“Jalan yang kami pilih adalah jalan tengah. Kami akan menggunakan kreativitas dari kapitalisme, inovasi, dan inisiatif,” jelas Presiden Prabowo.
Presiden juga menegaskan perlunya intervensi pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan melindungi kelompok masyarakat yang rentan. Ia mengingatkan bahaya state capture, yakni kolusi antara kekuatan modal besar dengan pejabat pemerintah dan elite politik, yang dapat menghambat pemerataan kesejahteraan.
Menurutnya, kolusi semacam itu justru tidak menghasilkan pengentasan kemiskinan maupun memperluas kelas menengah. Sebagai solusi, Presiden menegaskan bahwa Indonesia memilih filosofi ekonomi sederhana namun kuat: kebaikan sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin rakyat.
“Pemerintah kami harus bekerja untuk membawa kebaikan sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin rakyat. Dan dalam hal ini, kami harus memiliki pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi. Ini saya yakini sebagai kunci dari pembangunan yang cepat,” ujar Presiden Prabowo.
(BPMI Setpres)
Tinggalkan Balasan