Namun, upaya tersebut masih belum cukup. Banyak guru belum memiliki pemahaman yang mendalam dan keterampilan praktis dalam menerapkan pendidikan karakter di kelas.
Selain itu, indikator untuk menilai perkembangan karakter siswa pun masih belum terstandar. Tanpa sistem yang terstruktur dan berkelanjutan, pendidikan karakter hanya akan menjadi slogan kosong. Pendidikan karakter juga tidak bisa dibebankan hanya kepada sekolah. Keluarga dan lingkungan masyarakat memegang peran yang sangat penting.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Ditjen PAUD Dikdasmen (tahun 2021), sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pendidikan karakter. Anak-anak akan lebih mudah menyerap nilai-nilai positif jika mereka melihat adanya konsistensi antara apa yang diajarkan di sekolah dan apa yang dipraktikkan di rumah dan lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, kebijakan pendidikan karakter harus melibatkan peran aktif orang tua dan masyarakat, misalnya melalui pelatihan orang tua, forum diskusi sekolah, atau program kemitraan berbasis komunitas.
Lebih dari itu, pendidikan karakter sangat relevan dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Dunia kerja, kehidupan sosial, hingga tantangan etika dalam penggunaan teknologi membutuhkan individu yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan daya juang.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek (tahun 2023), soft skill dan karakter menjadi aspek utama yang ditanamkan dalam Profil Pelajar Pancasila. Pengetahuan tanpa karakter bisa menimbulkan masalah, tetapi karakter yang kuat akan mengarahkan ilmu kepada kemanfaatan.
Sebagai penutup dari penulis, perlu ditegaskan bahwa pendidikan karakter bukan pelengkap dari pendidikan formal, melainkan inti dari seluruh proses pendidikan. Pemerintah harus menjadikannya sebagai prioritas dalam kebijakan pendidikan nasional.
Guru perlu mendapatkan pelatihan dan dukungan untuk menjadi teladan dan fasilitator nilai-nilai karakter. Sekolah harus membangun budaya yang kondusif terhadap pembentukan karakter. Dan yang terpenting, keluarga dan masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam proses ini.
Karakter adalah warisan paling berharga yang bisa diberikan pendidikan kepada generasi muda. Dengan pendidikan karakter yang kuat, saya yakin bangsa Indonesia akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga jujur, tangguh, dan berintegritas. Itulah masa depan yang layak kita perjuangkan bersama.
Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN STS Jambi


Tinggalkan Balasan