Oleh : Ingka Maryani

TANYAFAKTA.CO Guru adalah sosok penting dalam dunia pendidikan. Mereka tidak hanya mengajar dikelas,tetapi juga membimbing, mendidik, dan membentuk karakter generasi penerus bangsa. Namun, belakangan ini banyak guru merasa peran utama mereka sebagai pendidik mulai terganggu. Salah satu penyebabnya adalah tugas tugas admistrasi yang semakin banyak dan menyita waktu. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga profesiolisme guru diera pendidikan modern.

Seiring berkembangnya sistem pendidikan, tuntunan admistratif terhadap guru mengalami peningkatan signifikan. Kerena selain mengajar, guru juga diharuskan mengisi berbagai data dan laporan secara online. Mulai dari laporan harian, penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sampai laporan kegiatan sekolah. Bahkan kadang data yang sama harus diisi berulang kali disistem yang berbeda. Belum lagi permintaan dokumtasi foto, video, dan laporan kegiatan yang harus disusun dan dilaporkan secara rutin. Hal ini, tentu sangat menyita waktu energi para guru, Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk merancang materi pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar siswa, atau sekedar beristirahat itu menjadi berkurang.

Baca juga:  Marhaen di Era Digital : Perjuangan Driver Ojol Melawan Penindasan Gaya Baru

Padahal profesionalisme seorang guru seharusnya diukur dari kemampuannya dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi proses pembelajaran secara efektif. Ketika guru lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer dari pada di hadapan siswa, maka proses pendidikan pun menjadi tidak efektif, dan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kualitas pembelajaran menurun.

Banyak guru akhirnya membawa pekerjaan admistratif kerumah, dan malam hari yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, justru dipakai untuk menyelsaikan laporan. Lama kelamaan, hal ini menyebabkan kelelahan fisik dan mental, serta menurunkan motivasi guru dalam menjalankan tugas utamanya.

Sebenarnya, tugas utama guru adalah mengajar, mendidik, dan membimbing siswa. Namun dengan banyaknya tugas admistrasi yang berlebihan perlahan lahan menggeser peran tersebut. Guru menjadi tidak memiliki cukup waktu dan energi untuk menciptakan metode pembelajaran yang inovatif atau memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memerlukan bimbingan lebih. Akibatnya, kualitas pengajaran menurun, dan hubungan emosional antara guru yang seharusnya menjadi pendidik professional, kini merasa seolah-olah hanya menjadi tugas admistrasi sekolah.

Baca juga:  Prof Dr Mukhtar Terpilih sebagai Ketua Senat UIN STS Jambi