Oleh : Johanra Silalahi,S.H

TANYAFAKTA.COJiwa marhaenis sejatinya harus berakar pada nilai kepedulian dan penolakan terhadap segala bentuk penindasan. Pekikan “merdeka” bukanlah sekadar slogan kosong, melainkan wujud nyata dari perjuangan untuk lepas dari keterikatan kekuasaan struktural yang menindas dan mencederai nilai-nilai keadilan.

Namun, dalam praktiknya, kita menyaksikan bentuk kemunafikan dalam penerapan prinsip sosiodemokrasi sebuah sistem yang seharusnya mengedepankan kesejahteraan, perlindungan hak-hak sosial, dan keterlibatan aktif anggota dalam setiap pengambilan keputusan demi terciptanya keadilan sosial dan kesamaan ideologis.

Salah satu contoh nyata dari penyimpangan prinsip tersebut dapat dilihat pada keputusan DPC GMNI Jambi yang menyatakan dukungan terhadap Kongres DPP GMNI di bawah kepemimpinan Bung Imanuel. Keputusan tersebut diambil tanpa garis koordinasi yang jelas dengan seluruh kader, dan bertentangan dengan pernyataan sebelumnya mengenai posisi netral dan tidak berinduk ke DPP GMNI manapun.

Baca juga:  Boneka Baru Untuk Sistem Lama

Pengambilan keputusan yang dilakukan secara sepihak dan tanpa mekanisme organisasi yang benar merupakan pelanggaran terhadap aturan internal, sehingga dapat dikategorikan sebagai cacat formil secara organisatoris.

Kita tidak boleh diam melihat pelemahan nilai-nilai ideologis dalam organisasi yang seharusnya menjadi wadah perjuangan kaum marhaenis. Hidup kader ideologis!

MERDEKA BUKAN OMONG KOSONG