Bagi Indonesia, partisipasi di BRICS 2025 membawa implikasi strategis yang signifikan. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia memiliki kesempatan dan tantangan besar yang harus dicermati dengan saksama, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Keanggotaan penuh di BRICS akan membuka pintu bagi Indonesia untuk mencari pasar ekspor dan sumber investasi baru yang sangat besar. “Data dari Kementerian Perdagangan RI (Q1 2025) menunjukkan peningkatan signifikan dalam volume perdagangan dengan negara-negara BRICS, dan keanggotaan penuh bisa makin mempercepat tren ini. Selain itu, BRICS menawarkan peluang besar bagi Indonesia untuk mendapatkan pembiayaan proyek-proyek strategis di sektor energi, transportasi, dan infrastruktur lainnya, tanpa harus terlalu bergantung pada lembaga keuangan konvensional yang mungkin memiliki persyaratan lebih ketat. Bergabung dengan BRICS juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di panggung global, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan keadilan ekonomi, tata kelola global, dan perubahan iklim.
Namun, bergabung dengan BRICS, meskipun menawarkan peluang ekonomi, juga menghadirkan tantangan dalam menjaga keseimbangan diplomasi Indonesia di tengah persaingan kekuatan global. Indonesia perlu memastikan bahwa keputusan ini tidak mengorbankan hubungan baik dengan mitra-mitra tradisional dari Barat. Salah satunya adalah pergeseran rantai pasok global:
Dengan terbentuknya koridor perdagangan dan investasi yang lebih berpusat pada negara-negara BRICS, Indonesia perlu beradaptasi dan memastikan bahwa produk dan industrinya tetap relevan dalam rantai pasok global yang baru ini. Artinya, tekanan politik dan konsensus regional juga perlu diperhatikan. Indonesia harus cermat dalam menavigasi dinamika geopolitik agar tidak terjebak dalam persaingan kekuatan besar. Penting untuk menjaga konsensus regional di ASEAN dan tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Di tengah dinamika global ini, peran Presiden Prabowo Subianto akan sangat menentukan arah kebijakan Indonesia. Dengan latar belakang kepemimpinan yang kuat dan visi untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, Presiden Prabowo diharapkan dapat menimbang setiap opsi terkait keanggotaan BRICS. Ia juga diharapkan bisa melihat bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan peluang ekonomi dan diplomatik yang muncul tanpa mengorbankan hubungan baik dengan mitra-mitra tradisional.
Kepemimpinan Prabowo akan diuji dalam menjaga netralitas dan posisi bebas aktif Indonesia di tengah persaingan kekuatan besar, memastikan bahwa kepentingan nasional menjadi prioritas utama di atas segala manuver geopolitik. Ini berarti memastikan diplomasi ekonomi Indonesia tetap lincah, mampu beradaptasi dengan perubahan lanskap global, dan secara proaktif mencari terobosan dalam perdagangan dan investasi.
Pertemuan BRICS 2025 di Brasil ini bukan sekadar agenda biasa, melainkan titik balik penting dalam perkembangan geopolitik dan ekonomi global menuju dunia yang lebih beragam kekuatannya. Bagi Indonesia, momen ini mengingatkan kita akan pentingnya beradaptasi dan punya strategi cerdas, serta langkah yang hati-hati di tengah perubahan besar ini. Kemampuan Indonesia untuk memposisikan diri secara strategis di antara blok-blok kekuatan yang berkembang, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, akan jadi kunci utama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjaga stabilitas di kawasan.
Penulis : Pengamat Ekonomi dan Politik
Tinggalkan Balasan