Ia juga mengapresiasi pertumbuhan koperasi di Indonesia yang menunjukkan tren positif. Hingga tahun lalu, jumlah koperasi aktif tercatat mencapai 131.617 unit dengan hampir 30 juta anggota.

“Kita patut bersyukur koperasi Indonesia terus menunjukkan geliat positif. Tahun lalu, jumlah koperasi aktif kita tercatat sebanyak 131.617 unit. Anggotanya mencapai hampir 30 juta orang, artinya satu dari 10 warga Indonesia adalah bagian dari koperasi. Volume usaha koperasi pada tahun 2024 menyumbangkan Rp214 triliun terhadap PDB nasional. Itu hampir satu persen dan potensinya masih sangat besar jika kita kelola bersama,” tegasnya.

Wabup juga menyebutkan adanya upaya serius pemerintah pusat melalui berbagai kebijakan untuk memperkuat koperasi desa dan kelurahan.

Baca juga:  Dosen FKIP Universitas Jambi Gelar Pelatihan E-Modul Majalah Digital Berbantuan AR

“Tapi semua itu baru bisa menjadi kekuatan ekonomi jika dikelola bersama. Dan itulah mengapa Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2002 dan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 yang mendorong percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Tidak kurang dari 18 kementerian dan lembaga, pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di seluruh Indonesia turut serta menjadi bagian penting dan mensukseskan agenda ini,” jelasnya.

Lebih dari 80.000 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih telah terbentuk melalui musyawarah warga. Koperasi ini memiliki fungsi yang beragam, tidak hanya sebagai tempat simpan pinjam.

“Saya bangga menyampaikan bahwa hingga saat ini, sudah lebih dari 80.000 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih terbentuk lewat musyawarah desa dan kelurahan khusus. Prosesnya bukan dari atas, tapi dari bawah. Rakyat sendiri yang membentuk, rakyat sendiri yang mengelola. Koperasi ini bukan hanya tempat simpan pinjam. Di sana ada beberapa generasi penting, yaitu generasi sembako, tempat mengakses barang subsidi pemerintah seperti gas, beras, dan minyak goreng, klinik desa, serta gerai apotek, gerai gudang untuk menyimpan serta logistik dan transportasi untuk mendistribusikan hasil panen,” urainya.

Baca juga:  KPU Muaro Jambi Gelar TOT Kepada PPK dan PPS Se Kabupaten Muaro Jambi

Ia menutup amanatnya dengan contoh konkret tentang peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil.

“Dan saya tahu ini bukan hanya soal angka. Petani kecil yang dulu menjual jagungnya secara perorangan, harga rendah dan tak menentu, kini lewat koperasi, dia bisa menyimpan hasil panennya, menunggu harga membaik dan menjual secara kolektif. Pendapatannya naik, anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi, dan dia tidak lagi berutang ke tengkulak. Bagi saya, itulah koperasi, bukan hanya mengubah ekonomi tapi juga membuka masa depan,” pungkasnya.(*)