TANYAFAKTA.CO, MUARO JAMBI – Wakil Bupati Muaro Jambi, Junaidi H. Mahir, bertindak selaku inspektur upacara (irup) pada peringatan Hari Kesadaran Nasional (HKN) dan Hari Koperasi ke-78 tingkat Kabupaten Muaro Jambi, yang digelar di Lapangan Bukit Cinto Kenang, Kamis (17/07/2025).
Dalam amanatnya, Wabup Junaidi menyampaikan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni atau mengenang eksistensi lembaga ekonomi, melainkan sebuah refleksi akan semangat kebersamaan dan gotong royong.
“Hari ini kita hadir di tengah suasana penuh harapan dan semangat kebersamaan. Kita merayakan sesuatu yang lebih dari sekadar mengingatkan sebuah lembaga ekonomi, kita merayakan semangat hidup orang banyak, semangat gotong royong, semangat dari kita, oleh kita, dan untuk kita,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa koperasi merupakan bagian dari amanat konstitusi. Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
“Ini bukan semata romantisme sejarah. Konstitusi kita sendiri, yaitu pada Pasal 33 UUD 1945, menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Karena bangsa ini dibangun bukan oleh individu, tapi oleh gotong royong,” katanya.
Wabup menekankan pentingnya prinsip demokrasi ekonomi dalam koperasi, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang setara tanpa memandang besar kecilnya modal yang dimiliki.
“Kita tahu, dalam koperasi, suara setiap orang sama, tak peduli berapa besarnya modalnya. Setiap anggota punya hak bicara yang setara, prinsip ‘one man one vote’. Bukan hanya soal teknis rapat tahunan, itu adalah simbol dari demokrasi ekonomi yang selama ini kita impikan, bahwa setiap warga bisa ikut menentukan arah masa depan bersama,” jelasnya.
Menghadapi era Indonesia Emas 2045, Wabup Junaidi menyampaikan bahwa koperasi memiliki peran strategis untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi rakyat.
“Kini kita sedang menyepakati jalan menuju tahun 2045, tahun emas Indonesia, 100 tahun kemerdekaan. Dan kita semua tentu ingin melihat Indonesia yang bukan hanya maju secara teknologi tapi juga adil dan berdaulat secara ekonomi. Di sinilah koperasi punya peran besar. Kita tidak bisa mewujudkan Indonesia Emas dengan meninggalkan rakyat kecil. Kita butuh koperasi yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan, yang tidak hanya tumbuh di angka, tapi juga mengakar di hati masyarakat, di diskusi ekonomi,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi pertumbuhan koperasi di Indonesia yang menunjukkan tren positif. Hingga tahun lalu, jumlah koperasi aktif tercatat mencapai 131.617 unit dengan hampir 30 juta anggota.
“Kita patut bersyukur koperasi Indonesia terus menunjukkan geliat positif. Tahun lalu, jumlah koperasi aktif kita tercatat sebanyak 131.617 unit. Anggotanya mencapai hampir 30 juta orang, artinya satu dari 10 warga Indonesia adalah bagian dari koperasi. Volume usaha koperasi pada tahun 2024 menyumbangkan Rp214 triliun terhadap PDB nasional. Itu hampir satu persen dan potensinya masih sangat besar jika kita kelola bersama,” tegasnya.
Wabup juga menyebutkan adanya upaya serius pemerintah pusat melalui berbagai kebijakan untuk memperkuat koperasi desa dan kelurahan.
“Tapi semua itu baru bisa menjadi kekuatan ekonomi jika dikelola bersama. Dan itulah mengapa Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2002 dan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 yang mendorong percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Tidak kurang dari 18 kementerian dan lembaga, pemerintah provinsi serta kabupaten/kota di seluruh Indonesia turut serta menjadi bagian penting dan mensukseskan agenda ini,” jelasnya.
Lebih dari 80.000 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih telah terbentuk melalui musyawarah warga. Koperasi ini memiliki fungsi yang beragam, tidak hanya sebagai tempat simpan pinjam.
“Saya bangga menyampaikan bahwa hingga saat ini, sudah lebih dari 80.000 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih terbentuk lewat musyawarah desa dan kelurahan khusus. Prosesnya bukan dari atas, tapi dari bawah. Rakyat sendiri yang membentuk, rakyat sendiri yang mengelola. Koperasi ini bukan hanya tempat simpan pinjam. Di sana ada beberapa generasi penting, yaitu generasi sembako, tempat mengakses barang subsidi pemerintah seperti gas, beras, dan minyak goreng, klinik desa, serta gerai apotek, gerai gudang untuk menyimpan serta logistik dan transportasi untuk mendistribusikan hasil panen,” urainya.
Ia menutup amanatnya dengan contoh konkret tentang peran koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil.
“Dan saya tahu ini bukan hanya soal angka. Petani kecil yang dulu menjual jagungnya secara perorangan, harga rendah dan tak menentu, kini lewat koperasi, dia bisa menyimpan hasil panennya, menunggu harga membaik dan menjual secara kolektif. Pendapatannya naik, anak-anaknya bisa sekolah lebih tinggi, dan dia tidak lagi berutang ke tengkulak. Bagi saya, itulah koperasi, bukan hanya mengubah ekonomi tapi juga membuka masa depan,” pungkasnya.(*)


Tinggalkan Balasan