Sekda juga menegaskan bahwa Provinsi Jambi merupakan rumah besar yang hangat dan inklusif bagi berbagai suku, adat, dan budaya. Keberadaan Persatuan Pasundan Jambi, menurutnya, menjadi bukti bahwa budaya Sunda mampu beradaptasi dan berkontribusi secara harmonis di tengah kehidupan masyarakat Jambi.
“Saya sendiri bagian dari Pasundan Jambi, mari bersatu kita bangun Jambi,” ujar Sekda.
Ia menambahkan bahwa semangat Sabilulungan bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menunjukkan bahwa identitas budaya tidak menjadi penghalang integrasi sosial, melainkan fondasi bagi terciptanya masyarakat inklusif yang saling menghargai.
“Saya yakin, semangat Sabilulungan bukan hanya warisan budaya, melainkan juga menunjukkan bahwa identitas budaya tidak memisahkan atau menjadi penghalang integrasi sosial, melainkan fondasi untuk menciptakan masyarakat inklusif dan saling menghargai. Komunitas-komunitas kultural seperti Persatuan Pasundan menjadi pengikat antar generasi dan pelestari nilai-nilai luhur,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia berharap Persatuan Pasundan Jambi dapat terus menjadi ruang pelestarian budaya Sunda sekaligus mitra strategis pemerintah dalam berbagai bidang.
“Saya percaya, Persatuan Pasundan Jambi tidak hanya menjadi ruang pelestarian budaya Sunda, namun juga mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan sosial, pendidikan, ekonomi kreatif, dan pelestarian nilai-nilai kebhinekaan, serta menciptakan ruang-ruang dialog lintas etnis dan agama dalam mewujudkan Jambi Mantap Berdaya Saing dan Berkelanjutan Tahun 2029 di bawah Ridho Allah SWT,” pungkasnya.(*)


Tinggalkan Balasan