“DPR hanya sibuk mengurus perut sendiri dengan tunjangan puluhan juta. Sementara Polri, bukannya melindungi, justru membunuh rakyat kecil. Ini bukti negara telah gagal hadir untuk rakyat,” teriak salah seorang mahasiswa.

Hingga berita ini diturunkan, Gedung DPRD Provinsi Jambi masih terkunci rapat dan tidak ada satu pun anggota dewan yang tampak menemui massa. Aparat justru terus menambah personel di sekitar lokasi.

Aksi ini disebut sebagai akumulasi kekecewaan publik atas buruknya tata kelola pemerintahan, maraknya praktik korupsi, krisis keadilan hukum, hingga matinya ruang demokrasi di Indonesia.

Massa menegaskan tidak akan membubarkan diri sebelum DPRD dan aparat memberikan jawaban atas tuntutan mereka.

Pantauan TanyaFakta.co terlihat massa aksi berasal dari Universitas Jambi, Universitas Nurdin Hamzah, UIN STS Jambi, Universitas Terbuka, Universitas Batanghari, dan ratusan anak STM. (AAS)

Baca juga:  Tampung Aspirasi Warga, Zulkifli Linus Laksanakan Reses di Dapil Kota Jambi